Pada periode yang sama bulan Januari sampai Juli, volume komoditas dedak gandum mengalami peningkatan sebesar 369 %, minyak sawit meningkat 214%, bleaching earth 133% dan karet lempangan yang mulai ekspor lagi sebanyak 2.178 ton.
Arum menambahkan tidak hanya volume ekspor yang capai tren positif, namun Karantina Pertanian Cilegon juga telah berhasil mendorong tumbuhnya ragam ekspor baru. Yakni tepung industri, kayu olahan, kayu pallet, buah naga, cangkang sawit, petai, cabe merah, cabe kriting dan tanaman kering.
"Dengan kerjasama yang makin erat, harapannya ini dapat menjadi primadona komoditas ekspor baru asal Banten,” tambah Arum.
Bersinergi Naikkan Ekspor
Ali Jamil mengatakan saat ini Kementan memiliki aplikasi peta potensi ekspor produk pertanian atau IMACE. Ia mendorong jajarannya diseluruh tanah air untuk melakukan sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani. Salah satu tujuannya adalah untuk mendorong terbangunnya kawasan pertanian berkearifan lokal dan berorientasi ekspor.
"IMACE berisi informasi waktu nyata atau ‘real time’ terkait asal sentra komoditas, tujuan negara ekspor dan jumlahnya. Ini dapat dimanfaatkan untuk mengungkit potensi dan juga peluang ekspor,” kata Jamil.
Dari kemudahan dalam mengakses layanan hingga inovasi yang semuanya berujung untuk menjamin kelestarian sumber daya alam hayati sekaligus menjaga keamanan dan pengendalian mutu pangan serta pakan asal produk pertanian yang dilalulintaskan baik ekspor, impor dan antar area.
"Khusus untuk ekspor, tidak hanya cepat, namun juga harus dapat memastikan bahwa komoditas pertanian yang dilalulintaskan telah memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari sehingga dapat diterima di negara tujuan," tutupnya.(*)