TRIBUNNEWS.COM - Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Sapeken beraksi cepat tangani musibah Tongkang (TK) Star Marine 3028 yang kandas di sekitar Kepulangan Kangean Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Tongkang yang ditarik oleh tugboat Kietrans 22 mengalami insiden akibat kerusakan dampak dari cuaca buruk di wilayah tersebut.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Sapeken, Anang Santosa menyebutkan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Anak Buah Kapal (ABK) sebanyak 10 orang termasuk nakhoda telah mendapat bantuan.
"Anggota yang ada di wilayah kerja Pulau Kangean telah memberikan bantuan dan terus mengawasi TB Kietrans 22 dan TK Star Marine 3028," kata dia, Selasa (23/2.2021).
Saat ini, TB Kietrans 22 terus melakukan olah gerak di sekitar TK Star Marine 3028 agar tongkang tidak hanyut. Tongkang tersebut bermuatan 7.304.669 MT Nickle Ore.
Anang mengungkapkan pada hari Senin tanggal 01 Februari 2021 Sekitar pukul 00.10 WITA TB. KIETRANS 22 dan TK. STAR MARINE 3028 bertolak dari Torobulu Konawe Selatan dengan tujuan Pelabuhan Bojonegara Banten.
"Saat berangkat, kondisi kapal dan tongkang baik-baik saja," ungkapnya.
Namun di tengah perjalanan, tepatnya hari Rabu 03 Februari 2021 keduanya mulai dihantam olah ombak besar dan akhirnya memutuskan untuk berlindung di daerah Jeneponto.
"Pada hari Sabtu tanggal 13 Februari 2021 jam 09.30 WITA kembali melanjutkan Pelayaran ke Bojonegara Banten. Kapal dan Tongkang masih dalam kondisi baik," ujarnya.
Namun, pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2021 Laut Jawa sudah mulai bergelombang tinggi sekitar 2-3 meter dan Nakhoda memutuskan berlindung di Pulau Masalembu. Jam 19.20 WITA akhirnya merubah haluan dari 269 ke 292 Pulau Masalembu.
Dia melanjutkan, pada saat itu, Laut Jawa semakin kuat ombaknya. Selama lebih kurang 24 Jam Kapal bertahan dan jalan ditempat dan jarak ke Masalembu bukan berkurang malam bertambah sekitar 43 Mil.
Pada hari Jumat 19 Februari 2021 Jam 20.30 kapal merubah haluan dari 292 ke 140. Akan tetapi, sebelumnya Tongkang sudah mulai miring kanan sedikit. "Kemungkinan miring karena cargo longsong pengaruh ombak dan hujan," jelasnya.
Kemudian pada tanggal 20 Februari 2021 sekitar jam 06.00 WITA Nakhoda memutuskan untuk ke anjungan guna melihat kondisi Tongkang yang semakin miring kanan. Saat itu, Tongkang sudah mulai tidak sejalan dengan kapal tunda dan melintang karena ditiup angin dan hantaman ombak. Akibatnya, tongkang semakin sulit dikendalikan di tengah kondisi ombak besar dan angin kencang.
"Akhirnya pada tanggal 20 Februari 2021 jam 17.00 WITA TK. STAR MARINE 3028 kandas di sekitar posisi 06.38.832 S / Bujur 115.48.640 E dan masih berupaya menarik ke kiri (arah timur) agar Tongkang keluar dari kandas, berhubung hari semakin gelap dan laut berombak Jam 18.25 WITA stop penarikan dan Kapal mengelilingi Tongkang untuk melihat kondisi Tongkang, ternyata pintu kanan tengah sudah tidak ada dan dinding kanan bagian belakang sudah roboh ke dalam," paparnya.
Pada Minggu, 21 Februari 2021 pukul 07.44 WITA , kru mempersiapkan pompa alkon untuk mengisi manhole sisi kiri dengan tujuan membalas kemiringan tongkang dan mengisi 3 manhole kiri dari 1.40 m menjadi 2.90 m.
Selanjutnya, pada hari Senin 22 Februari 2021 Jam 08.30 WITA Kapal ke Pulau Sapeken untuk mencari Signal HP dan belanja perbekalan dan air tawar. "Setelah selesai Kapal kembali ke Tongkang melanjutkan pengisian manhole kiri utk mengurangi kemiringan Tongkang," tutupnya. (*)