TRIBUNNEWS.COM - Kuntoro Boga Andri Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan mengatakan Kementan mengawal terus jalannya masa panen di semua wilayah. Ia menilai potensi produksi padi yang baru ini dirilis BPS, sangat memberikan harapan positif bagi kesejahteraan petani. Indikasi mulai menurunnya harga gabah, menjadi indikator data BPS sesuai fakta di lapangan.
Menurut Kuntoro, diperkirakan terjadi kenaikan produksi gabah kering giling sebesar 5,37 juta ton dibandingkan triwulan pertama 2020 yang hanya 19,99 juta ton GKG. Bila terjadi maka produksi yang tinggi ini harus mendapatkan prioritas untuk diserap pasar, agar kerja keras petani memberi dampak pada kesejahteraan.
“Kami berharap Bulog dan pasar domestik dapat menyerap secara penuh hasil petani. Kita harus bangga negara kita bisa menyiapkan sendiri stok pangan untuk negeri,” lanjut Kuntoro.
Selain itu, upaya peningkatan produktifitas padi juga terus berjalan melalui program Food Estate yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo. Kuntoro menambahkan saat ini Kalimantan Tengah dan Sumba Tengah sedang masuk masa tanam dan menjelang panen.
“Mudah-mudahan ikhtiar kita menyiapkan pangan untuk negeri mendapat dukungan penuh masyarakat. Tekad kita sama, membuat petani bangga berkontribusi untuk pangan ditengah pandemi,” tegas Kuntoro.
Sebelumnya BPS merilis pada 2020, luas panen padi sebesar 10,66 juta hektar dengan produksi sebesar 54,65 juta ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada 2020 mencapai 31,33 juta ton.
Potensi produksi padi pada subround Januari–April 2021 diperkirakan sebesar 25,37 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 5,37 juta ton atau 26,88 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 19,99 juta ton GKG.