TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan tanggap darurat atas bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada Rapat Terbatas Penanganan Bencana di Provinsi NTB dan NTT, Jokowi meminta Menteri PUPR untuk mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat dan mempercepat perbaikan infrastruktur.
“Jika jalur darat masih sulit ditembus percepat pembukaan akses melalui laut dan udara. Saya juga minta untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak. Saya lihat ada beberapa jembatan yang rubuh, akses jalan juga dipulihkan agar logistik dan bahan bakar bisa segera kita salurkan ke masyarakat yang menjadi korban bencana,” ucap Jokowi, dikutip dari rilisan pers yang diterima Tribunnews, Kamis (7/4/2021).
Endra S. Atmawidjaja, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus juru bicara Kementerian PUPR mengatakan, pihaknya telah mengerahkan sumber daya, alat berat dan personil yang berada di kantor-kantor balai di NTB dan NTT.
“Kami juga akan didukung oleh mitra kerja yang sedang bekerja di proyek-proyek infrastruktur terdekat,” ucapnya.
Diketahui sebelumnya, banjir di NTT terjadi pada Minggu (4/4/2021), sedangkan di NTB terjadi pada Jumat (2/4/2021). Diperkirakan bencana ini disebabkan oleh intensitas hujan ekstrem akibat La Nina.
Tanggap darurat kerusakan infrastruktur di NTT
Hujan dengan intensitas ekstrem di NTT menyebabkan dampak kerusakan paling parah di berbagai wilayah di NTT, yakni di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sumba Timur, Flores Timur dan Lembata.
Banjir juga menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur sumber daya air, jalan dan putusnya jembatan.
Kerusakan infrastruktur sumber daya air di antaranya pergeseran pada armour blok beton bangunan Pengaman Pantai Namosain, kerusakan longsor tembok penahan tanah sepanjang 50 meter di Bendungan Manikin, kerusakan tanggul pengendali banjir Sungai Malibaka sepanjang 80 meter, hingga longsor 30 meter pada sandaran kiri Bendungan Rotiklot.
Pada infrastruktur jalan dan jembatan salah satu jalan yang rusak yakni Ruas Batas Kabupaten Manggarai - Gako sepanjang 50 meter. Beberapa jembatan yang terputus yakni Jembatan Kambaniru, Jembatan Talimetan dan Jembatan Harekaen Kaputu.
Sementara untuk longsoran pada tebing dan lereng akan dilakukan perbaikan berupa perkuatan lereng, tebing serta dinding penahan tanah.
Longsoran pada badan jalan di antaranya terjadi di km 35 - Batas Kota Waingapu, penanganan dilakukan dengan perkuatan lereng. Selanjutnya terjadi di Waikabubak - Batas Kabupaten Sumba Timur sepanjan 145 meter dengan penanganan perkuatan tebing dan lereng.
Kementerian PUPR melangsungkan tanggap darurat atas kerusakan di atas melalui inventarisasi kerusakan, pemasangan tanda bahaya pada lokasi longsor di badan jalan, pembersihan lumpur badan jalan nasional di Pulau Lembata.
Selain itu, ada pula penanganan tindak lanjut, yaitu penempatan Tim Disaster Relief Unit di Pulau Adonara dan Pulau Lembata hingga pemasangan jembatan darurat di Pulau Adonara dan Pulau Lembata dengan bentang minimal 40 meter.
Kementerian PUPR juga memobilisasi alat berat ke Kabupaten Flores Timur berupa 2 unit ekskavator, 1 unit mini excavator, 5 dump truck, 1 unit loader, 1 unit grader, 1 unit water tank dan 2 unit vibratory roller. Sementara pengiriman alat berat ke Kabupaten Lembata berupa 3 unit ekskavator, 1 unit loader, 15 unit dump truck dan 1 unit motor grader.
Tak hanya sampai di situ, untuk distribusi kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi, dikirimkan pula bantuan yang meliputi tangki air, hidran umum, mobile toilet dan tenda darurat.
Penanganan tanggap darurat di NTB
Sementara itu, beberapa wilayah NTB terdampak banjir adalah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu.
Selain itu, ada sembilan titik jalan nasional sepanjang 2.150 meter yang tergenang banjir, yakni di lima titik Ruas Jalan Sila-Talabiu, dua titik di Ruas Jalan Talabiu dan dua titik di Ruas Jalan Batas Kota Dompu - Sila.
Selanjutnya, kerusakan juga terjadi di sejumlah bendungan, di antaranya Bendungan Bela Parado rusak ringan, Bendungan Ompu Ridu rusak sedang, Bendungan Ncangkai dan Bendungan Ompu Java.
Di samping itu, terdapat enam jembatan rusak yakni Jembatan Leu, Jembatan Rade, Jembatan Woro, Jembatan Campa, jembatan Sig Rato dan Jembatan Rasabo.
Menanggapi kerusakan infrastruktur di atas, Kementerian PUPR melakukan mobilisasi 6 mobil tangki air, pembersihan sedimentasi dan material bawaan banjir pada jalan dan jembatan serta inventarisasi kerusakan.
Sementara penanganan tindak lanjut dengan normalisasi dan perkuatan tebing sungai yang rusak.