TRIBUNNEWS.COM - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama (Ditjen Bimas Buddha Kemenag) kembali menyelenggarakan Sippa Dhamma Samajja Tingkat Nasional VIII Tahun 2021 dengan tema “Moderat dan Nasionalis”.
Tema “Moderat dan Nasionalis” dipilih untuk mendorong siswa agama Buddha agar menjadi warga yang harmonis, hidup saling berdampingan, mampu menghargai perbedaan, dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Sippa Dhamma Samajja ke-8 ini digelar di Swiss Bellin, Pekanbaru Provinsi, Riau pada tanggal 21-25 Juni 2021.
Event nasional tiga tahunan ini merupakan wadah bagi siswa-siswi agama Buddha tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) se-nasional untuk unjuk gigi kreativitas, keterampilan, kemahiran, dan keahlian dalam Dhamma.
“Sebagai sarana untuk meningkatkan potensi peran siswa siswi Buddha melalui kreativitas, keterampilan kemahiran, dan keahlian dalam Dhamma,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia Caliadi, diambil dari live streaming Pembukaan Sippa Dhamma Samajja Tingkat Nasional VIII Tahun 2021 yang diunggah Selasa (22/6/2021).
Sementara itu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga turut mengapresiasi penyelenggaraan acara Sippa Dhamma Samajja ke-8 tersebut. Menurut Yaqut, acara ini merupakan cara agar para peserta didik mampu menjadi pribadi yang berkarakter sekaligus menghargai setiap perbedaan yang ada.
“Memperkuat keyakinan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus mampu meningkatkan kualitas diri sebagai manusia yang berkarakter, mampu bekerja sama, berjiwa nasionalis, dan dapat menghargai setiap perbedaan. Tingkatkan terus prestasi untuk menjaga negeri kita tercinta Indonesia,” kata Yaqut.
Dalam Sippa Dhamma Samajja Tingkat Nasional VIII Tahun 2021, ada beberapa kategori bidang yang diperlombakan, yakni Dhamma Gita (Menyanyi Lagu Rohani Buddha) Putra dan Putri, Dhammavijja (Cerdas Cermat), Dhamma Vikata (Cerita Bergambar), Dhammapada (Membaca Syair), Dhammakatha (Pidato Buddhis), dan Dhammakkhayika (Bercerita Buddhis).
Para peserta dari perwakilan sekolah di 34 provinsi tersebut memperebutkan piala bergilir Menteri Agama dari berbagai kategori yang dilombakan.
Selain sebagai kompetisi siswa sekolah dan ajang mempererat toleransi, Menag mengatakan acara tersebut juga sebagai ajang evaluasi bagi guru dalam membentuk karakter peserta didik.
“Kepada guru pendidikan agama Buddha saya mengingatkan, ajang ini juga bentuk evaluasi sejauh mana peran guru sebagai pendidikan yang mampu membentuk pribadi siswa yang dapat mengaplikasikan keilmuan dan keyakinannya,” sambung Yaqut.
Yaqut berharap dengan adanya acara ini mampu mencetak siswa-siswi yang ahli dalam berbagai bidang namun tetap memiliki jiwa nasionalisme dan toleransi yang tinggi.
“Teruslah belajar untuk menjadi ahli. Ahli yang senantiasa mawas diri, berbakti pada Ibu Pertiwi, serta ahli yang memiliki sikap empati dan toleransi,” kata Yaqut.
Terakhir, Yaqut juga mengajak para peserta dan seluruh pemeluk agama agar turut berkontribusi terhadap upaya penanganan pandemi Covid-19. Di antara cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan.
Digelar di tengah pandemi Covid-19, Ditjen Bimas Buddha mematuhi segala protokol kesehatan, termasuk dengan melakukan swab rapid antigen terhadap semua panitia dan Juri telah dilakukan
Pandemi covid-19 tidak menyurutkan semangat pemerintah dalam hal ini Ditjen Bimas Buddha dan semua komponen umat Buddha di Indonesia untuk terus aktif, berkontribusi, dan mengupayakan yang terbaik dalam rangka pemenuhan kualitas pendidikan.