TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komoditas Ikan Papuyu merupakan salah satu jenis ikan lokal yang populer dan memiliki nilai ekonomi tinggi di wilayah Kalimantan, pasalnya permintaannya terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mendukung penuh produktivitas Ikan Papuyu agar mampu menjadi salah satu komoditas untuk ketahanan pangan juga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Kalimantan Selatan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu menyampaikan bahwa kegiatan pengembangan budidaya ikan lokal selaras dengan program pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal yang menjadi salah satu program terobosan KKP 2021-2024 . Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, KKP saat ini fokus membangun kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Oleh karenanya KKP mendukung penuh produksinya.
“Sektor perikanan digadang sebagai penyokong ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi dimasa pandemi Covid-19. Untuk itu, KKP mendukung penuh peningkatan produksi perikanan nasional terutama untuk komoditas ikan lokal seperti Ikan Papuyu yang telah dikembangkan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin,” ujar Dirjen yang biasa disapa Tebe dalam keterangannya di Jakarta.
Bentuk dukungan yang diberikan, Tebe menyampaikan antara lain mulai dari bantuan benih unggulnya, pakan, pendampingan hingga teknologinya. Dan salah satu capaian teknologi yang patut kita banggakan yakni keberhasilan BPBAT Mandiangin, sebagai salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP yang telah berhasil mendomestikasi Ikan Papuyu ini dan mengembangkan teknologi pembenihan sampai dengan pembesarannya.
“Kami sangat mengapresiasi atas capaian dari BPBAT Mandiangin. Ke depan, Pusat akan terus mendukung, agar keberhasilan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, dari teknologi yang telah dikembangkan oleh BPBAT Mandiangin, langsung didiseminasikan kepada masyarakat pembudidaya khususnya di Kalimantan Selatan. Harapannya produksi perikanan budidaya di sana dapat terus meningkat sehingga kebutuhan pangan terpenuhi dan ekonomi pembudidaya disana otomatis akan naik,” tutur Tebe.
Sementara disampaikan oleh Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Oktopura, pengembangan budidaya Ikan Papuyu berbasis kawasan di Kabupaten Banjar diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang berbasis kearifan lokal. Yang mana budidaya Ikan Papuyu di Kabupaten Banjar yang tersentral di Kecamatan Karang Intan dengan potensi lahan mencapai 100 hektare memiliki potensi ekonomi mencapai Rp600 miliar per tahun apabila dikembangkan secara optimal dari hulu ke hilir, dan menyerap tenaga kerja kurang lebih 500 – 800 orang per tahun.
Saat ini pemanfaatan lahan budidaya Ikan Papuyu di kawasan budidaya ikan tersebut Kecamatan Karang Intan baru mencapai kurang lebih 10 hektare sehingga perlu terus dikembangkan ke depan untuk mewujudkan Kabupaten Banjar yang maju dan mandiri. “Guna merealisasikan itu semua, perlu sinergitas program antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten menjadi salah satu kunci dalam mewujudkannya. Untuk itu BPBAT Mandiangin akan selalu bersinergi dengan pemerintah daerah agar keberhasilan pengembangan kawasan budidaya Ikan Papuyu ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan untuk kemajuan perikanan budidaya Indonesia,” papar Andy.
“BPBAT Mandiangin selalu siap hadir melaksanakan fungsi di masyarakat sebagai pusat pendampingan teknis dan pusat inovasi teknologi budidaya ikan guna memajukan perikanan budidaya dan kesejahteraan masyarakat. Kami berharap bantuan yang telah diberikan dapat menumbuhkan sentra-sentra perikanan budidaya baru sehingga dapat menggerakkan perekonomian di daerah. Perputaran ekonomi di daerah melalui perikanan budidaya memberikan kontribusi langsung terhadap produksi perikanan serta pendapatan daerah dan nasional,” tambah Andy.
Hal ini pun disampaikan oleh Bupati Banjar, Saidi Mansyur, dirinya siap dan menyampaikan ucapan terima kasih dan mengharapkan dukungan pemeritah pusat dan Provinsi Kalimantan Selatan berupa fasilitas seperti excavator, dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi di Kabupaten Banjar.
Saidi juga mengharapkan BPBAT Mandiangin dapat terus mendukung Kabupaten Banjar dalam program membangkitkan dan mengakselerasikan produksi perikanan. Dan juga target 15.000 tenaga kerja dapat terserap, salah satunya dari bidang perikanan. Terakhir Saidi mengucapkan terima kasih dan apresiasi untuk pengembangan ikan lokal. “Tentu saja kami terima kasih atas dukungan dari pusat maupun provinsi dan kami siap bekerja keras agar apa yang sudah bisa berjalan bisa lebih maksimal. Mudah-mudahan sektor perikanan di daerah kami dapat memberikan manfaat bagi daerah kami dan nasional pada umumnya,” ungkap Saidi.
Senada, Ketua Kelompok "Papuyu Sakti Banjar", Sarkani juga menyampaikan rasa terima kasih kepada KKP dalam hal ini BPBAT Mandiangin dan Dinas Perikanan Kabupaten Banjar yang telah banyak memberikan fasilitas dan dukungan, baik berupa pembinaan maupun dalam bentuk bantuan benih atau induk unggul. “Kami beharap dengan adanya bantuan dan pembinaan dari BPBAT Mandiangin dan Dinas Perikanan Kabupaten Banjar dapat lebih mendorong produktivitas kelompok dan para pembudidaya di daerah kami,” harap Sarkani.
Dari program dan capaian ini pula, mendorong semangat para pembudidaya Pokdakan Papuyu Sakti Banjar di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar untuk mengembangkan Ikan Papuyu sebagai penopang ekonomi. “Dari hasil panen Ikan Papuyu yang mencapai 900 kg dalam satu siklus, dimanfaatkan kembali oleh kelompok untuk pembelian benih dan pakan ikan. Selain itu juga para anggota kelompok berinisiatif untuk membenihkan ikan sehingga ke depan kami bisa lebih mandiri,” bebernya.
Sebagai informasi, teknologi BPBAT Mandiangin ini telah berhasil melakukan diseminasi Ikan Papuyu pada level pembudidaya. Produktivitas Ikan Papuyu di area perkolaman mencapai 90 ton/hektare/siklus. Pembesaran Ikan Papuyu memerlukan waktu 5 hingga 6 bulan dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 90%.(*)