TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian mempercepat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dan revitalisasi Rice Milling Unit (RMU) di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, KUR Pertanian terbukti kembali menggerakkan perekonomian dasar masyarakat di seluruh daerah. KUR Pertanian, Mentan SYL melanjutkan, bukan hanya penyangga ekonomi masyarakat, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan.
"Dengan sokongan dari KUR, pertanian pada akhirnya menjelma menjadi kekuatan pemerintah untuk keluar dari krisis yang dihadapi saat ini akibat pandemi Covid-19," kata Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, percepatan realisasi KUR Pertanian di Provinsi Banten merupakan prioritas oleh karena serapannya masih terbilang rendah. Hingga 7 Agustus 2021 serapan KUR Pertanian baru mencapai 5,8 persen atau setara dengan Rp68.592.219.579 dari dana yang dialokasikan sebesar Rp1.173.483.500.000.
"Kami ingin memercepat peningkatan penyerapan KUR di Banten dan revitalisasi RMU," kata Ali. Revitalisasi RMU diharapkan dapat menghasilkan beras yang berkualitas, menekan keberagaman dan meningkatkan mutu fisik beras dengan cara yang efektif dan efesien.
"KUR Pertanian bisa diakses untuk revitalisasi RMU ini," papar Ali.
Adapun tindak lanjut dari kunjungan kerja ke Pandeglang dan Serang yakni berkoordinasi langsung dengan bupati terkait CPCL untuk pengajuan KUR.
"Kami juga menugaskan PPL untuk mendampingi Poktan dan Gapoktan dalam pembuatan proposal, memonitoring bank penyalur (BNI) untuk mem-follow up kebutuhan permodalan Poktan dan Gapoktan tersebut," papar Ali.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Megahwati menambahkan, RMU akan di-upgrade dengan pembiayaan KUR sebesar Rp500 juta.
"Akan tetapi masih ada kredit KUR yang belum selesai masa tenor," terang Indah.
Di sisi lain, Indah menerangkan jika upgrade RMU ditujukan untuk peningkatan kapasitas kerja menjadi 10 ton per hari dan peningkatan kualitas produk menjadi premium.
"Upgrade juga dengan menambahkan gudang penyimpanan beras dan lantai jemur untuk menjadikan RMU modern percontohan," tutur Indah.
Beberapa RMU yang dikunjungi di antaranya di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Di sini, lahan pertanian padi yang diolah seluas 3.039 hektar. Ada 2 unit RMU yang dikelola oleh Poktan Lumbung Jatok dengan kapasitas mesin giling 5 ton per hari.
Hasil penggilingan oleh Poktan Lumbung Jatok belum maksimal, di mana quality control belum sesuai standar kebutuhan pasar yang disebabkan kapasitas dryer belum mampu menampung hasil panen. Hasil panen rata-rata di Kecamatan Panimbang sebesar 30 ton per hari di luar musim dan 50-70 ton saat panen raya.
Solusinya, 2 unit RMU yang dikelola Poktan Lumbung Jatok harus di-upgrade menjadi RMU modern dengan meningkatkan kapasitas mesin giling menjadi 10 ton per hari, membeli unit dryer dan memperluas lantai jemur.
Kunjungan berikutnya ke RMU milik H Opak yang sudah menjadi mitra Bulog. H Opak adalah nasabah existing BNI yang pada awalnya merupakan debitur KUR yang sudah naik kelas, kemudian mendapatkan kredit investasi. RMU mandiri milik H Opak akan di-upgrade dengan menggunakan alat rice polisher sebagai pemutih beras agar kualitas beras meningkat menjadi premium.
Berikutnya Ponpes Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, mengunjungi RMU yang dikelola oleh Gapoktan Suka Maju. RMU berukuran 30x8 dengan kapasitas mesin 3 ton per hari, karena RMU sudah tergolong lama. Total luas lahan yang dikelola seluas 2.100 hektar.
Terdapat 2 unit combine harvester yang merupakan bantuan Kementan pada tahun 2018 dan 2020. Terdapat 1 unit vertikal dryer dengan kesanggupan kerja 6 ton per hari dan terdapat 2 unit TR 4, di mana 1 unit merupakan bantuan Ditjen PSP dan 1 unit milik Yayasan Ponpes.