TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka sosialisasi dan meningkatkan pelayanan terkait keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Perairan Indonesia, Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kenavigasian kembali melaksanakan test bed / uji coba pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) di wilayah Perairan Semarang yang dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Adapun prosesi Kegiatan Test Bed E-Pilotage ini dilaksanakan secara luring dan daring dengan melibatkan Stakeholder terkait, serta mengundang partisipasi para taruna dan taruni sekolah pelayaran dan lembaga pendidikan lainya di wilayah Jawa Tengah.
Hal ini tentunya sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi dini terkait keselamatan dan keamanan pelayaran, update informasi implementasi teknologi digital di bidang pelayaran.
Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan menyebutkan bahwa pelaksanaan test bed E-pilotage pada VTS Semarang Distrik Navigasi Kelas II Semarang adalah yang ke sembilan kalinya setelah sebelumnya telah dilaksanakan di delapan stasiun VTS.
"Namun yang menjadi perhatian dalam test bed kali ini adalah merupakan yang pertama di tahun 2022, sehingga sangat perlu untuk diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi pendorong bagi stasiun VTS lainnya untuk segera melaksanakan test bed E-pilotage di wilayah masing-masing," ujarnya.
Kegiatan uji coba pemanduan kapal secara elektronik atau Test Bed E-Pilotage merupakan implementasi program percepatan atau program Quick Win Direktorat Kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut sebagai langkah optimalisasi sarana dan prasarana kenavigasian sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 140 Tahun 2021 tentang Program Percepatan (Quick Wins) Reformasi Birokrasi.
"Uji coba / test bed tersebut rencananya akan dilaksanakan di 23 stasiun VTS milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang dilaksanakan mengacu pada ketentuan International Maritime Organization (IMO), dimana tetap ada pembagian tanggung jawab antara pandu on board dan pandu on VTS," ungkap Hengki.
Adapun test bed ini bertujuan untuk mendapatkan input serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi dalam melaksanakan pemanduan secara elektronik (E-pilotage) berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran serta untuk mengoptimalisasi peran dari VTS.
"Sebagai informasi, bahwa telah dilaksanakan studi implementasi E-pilotage di perairan Indonesia, dimana saat ini sedang disusun draft regulasi yang akan mengatur terkait pelaksanaan pemanduan secara elektronik yang nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan," ujar Hengki.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Distrik Navigasi Kelas II Semarang Dian Nurdiana mengatakan saat ini Stasiun VTS Disnav Semarang terus berupaya secara optimal untuk mempersiapkan layanan kenavigasian bagi kapal-kapal yang melintas di wilayah perairan Pelabuhan Tanjung Emas, demi meningkatkan keamanan dan keselamatan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.
"Disampaikan juga bahwa kapal target dalam kegiatan Test Bed E-Pilotage ini menggunakan kapal milik PT. PELNI yaitu Kapal penumpang KM Lawit (6022 GT) yang akan dipandu keluar pelabuhan dan KN Karimunjawa (230 GT) akan dipandu ketika menuju pelabuhan Tg. Emas. Perangkat VTS Semarang secara teknis beroperasi dengan baik sesuai standart yang yang ditetapkan," tutup Dian.
Sebagai informasi, Test Bed E-Pilotage ini turut dihadiri oleh Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas; Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah; Direktur Kepolisian Perairan dan Udara Polda Jawa Tengah; Kepala Balai Besar Penangkapan Ikan; Kepala Bagian Humas Ditjen Hubla; Para Kasubdit di Lingkungan Direktorat Kenavigasian; Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Maritim Semarang; Kepala Kantor SAR Semarang; General Manager Tanjung Emas PT. Pelindo; General Manager TPKS PT. Pelindo; dan Kepala Cabang PT. PELNI Semarang.(*)