TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong wisudawan Universitas Nasional (Unas) lebih kreatif dan cerdas membaca peluang setelah memasuki dunia kerja.
Airlangga menyampaikan, generasi muda harus lebih kreatif untuk bisa berkompetisi di tingkat nasional maupun tingkat global ditengah tantangan digitalisasi yang terus berkembang.
"Sesudah para wisudawan lulus ini ada beberapa pilihan apakah akan menjadi profesional, wirausahawan, pendidik, penulis atau apapun pilihan yang terbaik. Bagi wisudawan ini menjadi tantangan untuk lebih kreatif dan lebih cerdas untuk membaca peluang," ujar Airlangga saat memberikan pembekalan 1.784 wisudawan Pascasarjana, Sarjana, dan Profesi Universitas Nasional di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (19/6/2022).
Menko Perekonomian juga meminta agar wisudawan atau mahasiswa bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah jika ingin berwirausaha.
Airlangga menegaskan, pemerintah sudah menyediakan berbagai pelatihan dan insentif untuk menumbuhkan UMKM baru di Indonesia. Terutama usaha di sektor digital.
Airlangga menuturkan, Indonesia merupakan pasar digital yang sangat prospektif. Berdasarkan catatan Kemenko Perekonomian, pada 2020 pasar digital nasional mencapai 44 miliar dolar AS, sementara di tahun 2021 mencapai 70 miliar dolar AS, dan di tahun 2025 nanti diprediksi mencapai 130 miliar dolar AS. Artinya, pasar digital di Indonesia menjadi yang terbesar di seluruh negara di ASEAN.
"Jadi kalau mau bergerak di bidang digital maka dia biasanya untuk menjadi unicorn dia harus beroperasi di Indonesia dan ini adalah pasar yang sangat besar dan ini saatnya adalah sekarang. Oleh karena itu ini adalah opportunity bagi para alumni," tutur Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengaku, transformasi digital yang juga merupakan salah satu tema pada Presidensi G20. Airlangga menegaskan, Indonesia sudah banyak melakukan hal yang lebih maju dari negara lain.
"Antara lain dari segi infrastruktur kita sudah siap dengan 5G, kita siap dengan Fiber optik antarpulau, kita punya satelit dan saat sekarang kita sedang bicara dengan Space X dengan Telkom untuk low earth orbit satelite yaitu suatu teknologi baru untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia," ujarnya.
Kemudian salah satu bukti Indonesia lebih cepat dari berbagai negara lain dalam program transformasi digital yaitu di sektor industri 4.0 industri kesehatan. Misalnya saat Covid-19, yang download untuk aplikasi telemedicine hanya 2 juta namun di tahun 2021 mencapai 21 juta.
"Di bidang digitalisasi juga pada saat covid pemerintah meluncurkan program yang disebut G to P atau Government to People yaitu dari pemerintah ke masyarakat salah satunya adalah program Kartu Prakerja yang beberapa hari lalu para alumninya diterima oleh bapak presiden," tutur Airlangga.
Ia menyampaikan program Kartu Prakerja sudah diakses oleh 115 juta masyarakat, lebih dari 88 juta sudah bisa mengunduh dan memenuhi kriteria, tetapi yang baru diterima sekitar 12,8 juta dalam dua tahun.
"Tentu dari hasil survei dari BPS (Badan Pusat Statistik), UNDP (United Nations Development Programme) dan berbagai lembaga mengatakan lebih dari 88 persen merasa skillnya berubah ataupun bertambah. Nah inilah beberapa program yang didorong oleh pemerintah di dalam transformasi digital," tegas Airlangga.