TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selepas mengikuti Penutupan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah yang digelar di Solo, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR H. Yandri Susanto menyempatkan diri mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed, 21 November 2022. Masjid yang berada di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, itu beberapa waktu yang lalu telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.
Dalam kunjungan yang dilakukan, Yandri memuji kemegahan dari masjid yang bangunan luarnya dicat warna putih itu.
“Sungguh megah masjid ini,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu kagum.
Berdirinya masjid tersebut diakui menambah jumlah masjid besar yang ada di Indonesia. Dirinya berharap Masjid Raya Sheikh Zayed dimanfaatkan secara maksimal agar kehadirannya bisa bermanfaat dan membawa perubahan masyarakat Surakarta pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya menuju ummat yang rahmatan lil’alamin.
“Manfaatkan masjid tidak hanya sekadar untuk beribadah namun juga untuk kegiatan pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan segala aktivitas yang mampu memberdayakan umat,” ujar pria asal Bengkulu itu.
Berdirinya Masjid Raya Sheikh Zayed menurut Yandri menunjukan jalinan erat, persahabatan, dan ukhuwah islamiyah antara Presiden Joko Widodo dan Zayed Al Nahyan serta Indonesia dan UEA. Masjid Raya Sheikh Zayed bisa berdiri dari bantuan Zayed Al Nahyan. Tak heran bila Masjid Raya Sheikh Zayed Solo merupakan replika dari Masjid Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA. Hal demikian menurut Yandri menunjukan cintanya Presiden UEA kepada Presiden Joko Widodo dan bangsa Indonesia.
“Sebagai bangsa yang besar dan mayoritas penduduknya beragama Islam hal demikian membuat bangsa-bangsa Arab memperhatikan keberadaan bangsa Indonesia,” tuturnya.
Untuk itu silaturahmi dan kerja sama dengan UEA dan bangsa-bangsa Arab lainnya perlu diperkuat demi kepentingan bersama. Kerja sama Indonesia dengan UEA serta bangsa Arab lainnya dikatakan sangat stategis untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang ada dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 yakni menciptakan perdamaian dunia yang abadi.
“Sesama anggota OKI, Indonesia dan UEA mempunyai peran strategis di kancah global,” tuturnya.
Dipilihnya Surakarta tempat bedirinya masjid tersebut juga dinilai oleh Yandri sangat tepat. Kehadiran masjid tersebut pastinya akan mengundang umat Islam dari berbagai daerah untuk berbondong-bondong ke Surakarta guna bisa beribadah di sana selain untuk melihat kemegahan masjid itu. Banyaknya orang berkunjung ke Surakarta akan menciptakan multiplier effect, di mana akan meningkatkan perputaran ekonomi.
“Pastinya bila sudah di Surakarta, para banyak masyarakat yang berkunjung sekaligus akan berwisata,” ungkapnya.
“Surakarta akan menjadi semakin ramai dengan hadirnya Masjid Raya Sheikh Zayed,” tambahnya.
Menurut Yandri, Surakarta yang dijuluki sebagai Spirit of Java akan semakin menarik dengan berdirinya masjid tersebut. Nilai-nilai Pancasila akan semakin berkembang di sana. Masyarakat bisa belajar di pusat-pusat kebudayaan Jawa sekaligus belajar di Masjid Raya Sheikh Zayed. Dalam kunjungan tersebut, Yandri juga menunaikan sholat wajib dan sunah. (*)