TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, H. Yandri Susanto S.Pt, mendapat kunjungan dari Chairman of The Board Green Climate International (GCI) Fahad Attamimi bersama stafnya, Roland pada Rabu (1/3/2023).
Kedatangan dua tamu dari GCI ini disambut dengan hangat di ruang kerja pimpinan MPR, Lantai 9, Komplek Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
GCI merupakan organisasi yang bergerak, konsen, dan peduli pada masalah lingkungan hidup. Organisasi ini beralamatkan di Harry Banninkstraat 52, 1011 DD Amsterdam The Netherlands.
Sebagai informasi, GCI merupakan salah satu organisasi lingkungan hidup dunia. Meskipun berada di Eropa, tokoh-tokoh GCI adalah orang-orang Indonesia.
Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memberikan penghargaan kepada Yandri Susanto atas kepeduliannya terhadap isu lingkungan hidup yang selama ini ia lakukan.
Atas penghargaan yang diberikan, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengucapkan terima kasih kepada pimpinan GCI.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan GCI yang sudah datang dari Belanda,” ujarnya.
Yandri merasa bangga sebagai salah satu orang Asia dan Indonesia yang diakui oleh organisasi tersebut yang mampu menginisiasi masyarakat berperan dalam lingkungan hidup. Belakangan ini, GCI tengah berkonsentrasi untuk memperhatikan keberadaan lingkungan di Indonesia.
Pria asal Bengkulu itu mengakui bahwa sejak kecil sudah peduli pada masalah lingkungan hidup. Saat masih tinggal di kampung halamannya, di Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, ia sudah mengkampanyekan Gerakan menanam pohon dan menjaga kebersihan di tempat-tempat publik seperti pemandian umum.
“Ketika masyarakat belum paham akan pentingnya lingkungan yang lestari dan hijau, saya sudah melakukan aksi nyata tentang lingkungan,” ujarnya.
Dengan demikian, bila pihak GCI hari ini datang untuk memberi penghargaan kepada dirinya hal demikian menurutnya nyambung dengan semangat dirinya. Untuk itu ia akan mendukung GCI. Dirinya berharap semua komponen dan stakeholder yang ada di Indonesia perlu menyambut baik kehadiran organisasi itu.
"Jangan sampai ada kecurigaan dan penghalangan terhadap organisasi apapun,” tuturnya.
Ditambahkan kita wajib mendukung organisasi seperti ini sebab cita-citanya sangat mulia yakni bagaimana lingkungan terselamatkan yang ujungnya pada keselamatan manusia sebagai penghuni di muka bumi ini.
"Paru-paru dunia kan ada di Indonesia,” tegasnya.
Yandri Susanto mengucapkan terima kasih kepada GCI atas penghargaan yang diberikan. Penghargaan yang diberikan menjadi pemacu dan pemicu untuk bagi dirinya untuk terus berkonsentrasi dan berkontribusi kepada lingkungan.
"Saya meminta dan memanggil kepada seluruh anak bangsa untuk satu nafas, gerakan, dan jiwa bahwa sejatinya lingkungan itu harus diselamatkan. Lingkungan yang ada ditegaskan bukan untuk kita porak-porandakan, ” tegasnya.
Diingatkan bila kita menyelamatkan lingkungan sejatinya kita menyelamatkan diri kita sendiri. “Kalau kita berkhidmat untuk menyelamatkan lingkungan sejatinya menyelamatkan jiwa kita sendiri,” tuturnya.
Kedatangan GCI ke Indonesia dikatakan sangat tepat. Ia berharap organisasi ini bisa bekerja sama dengan Pemerintah, Lembaga negara, LSM, dan pihak-pihak yang peduli pada lingkungan hidup.
"Saya harap demikian sebab cita-cita kita bagaimana menekan laju kerusakan lingkungan bisa terjadi,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakan bersama dengan GCI kita recovery lingkungan yang sudah rusak, dikembalikan ke fungsinya. Bila tidak ada orang yang peduli untuk perbaikan, maka dunia akan menuju ke kegelapan.
“Maka sekali lagi saya berterima kasih kepada GCI yang punya kepedulian yang luar biasa,” ujarnya.
Yandri Susanto mengatakan tidak ada alasan kalau pemerintah Indonesia tidak mendukung GCI. Kita malah harus berterima kasih kepadanya sebab sudah disadarkan akan arti penting lingkungan hidup.
“Saya doakan semoga GCI menjadi organisasi favorit di dunia,” harapnya.
Ia siap mendukung GCI dan sepakat dengan program-program yang ada. Program yang ada bisa disinergikan dengan MPR sebab terkait isu lingkungan, orang yang benar-benar pancasilais adalah orang-orang yang tidak merusak lingkungan, tidak merusak harmonisasi alam.
“Di UUD NRI Tahun 1945 pun juga banyak pasal dan ayat yang mengatur isu lingkungan. Jadi masalah lingkungan cocok dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR. Kalau lingkungan terselamatkan, manusia akan selamat sehingga hal demikian menunjukan sudah benar dalam membangun bangsa dan negara,” tambahnya.
Menurut Fahad, GCI dibentuk untuk mendukung kelestarian lingkungan hidup di dunia. Diakui kerusakan lingkungan hidup yang ada sudah demikian parah. Untuk itu GCI bergerak agar bagaimana masalah recovery hutan, air, dan yang lainnya bisa tercipta.
Dirinya senang ketika pemerintah tengah membangun green energy, mobil listrik, dan langkah-langkah penyelamatan lainnya yang semuannya bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi.
GCI datang ke Indonesia untuk mencari dukungan sebab negara ini saat ini memiliki peran yang penting dalam percaturan dunia. Dukungan dari Indonesia disebut sangat strategis. “Indonesia wilayahnya sangat luas sehingga peran yang ada sangat dibutuhkan dunia,” paparnya.
Kepada Yandri Susanto, GCI menyampaikan pesan akan datangnya bahaya kerusakan lingkungan yang disebabkan polusi. Polusi yang ada disebut tidak hanya menyebakan udara tercemar namun juga sudah memberi dampak pada kematian bayi.
“Untuk itu kunjungan GCI mohon didukung dan di-support,” ujarnya.
GCI pun siap membantu pemerintah dan orang-orang Indonesia yang ingin membangun jaringan dan kerja sama dengan pihak-pihak yang peduli lingkungan di Eropa.
Dikatakan, penghargaan yang diberikan kepada Yandri Susanto sebab beliau peduli pada masalah lingkungan dan menyatakan siap untuk membantu GCI.(*)