Tini (50) warga Desa Cikahuripan, sedang mengasuh cucunya ketika Tim ESDM menyambangi rumahnya. Ia bercerita selepas anak pertamanya meninggal, ia mesti merawat ketiga cucunya.
Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, ibu dua anak ini mengandalkan anak bungsunya yang bekerja sebagai satpam. Ekonomi yang sulit membuatnya mesti menyalur listrik.
"Selama belasan tahun nyalur listrik ke emak. Makasih, jeung teh udah dikasih listrik. Tadinya belum punya listrik, ini dikasih, terima kasih," kata Tini yang menjadi salah satu penerima manfaat Program BPBL.Ketika ditanya apakah dipungut biaya untuk program ini, Tini menjawab lugas, "Enggak. Ini gratis.
"Tetangga sebelah Tini, Juariah (49) juga menerima bantuan Program BPBL. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh kebun bersama suaminya. Senada dengan Tini, ia menyebut Program BPBL tidak dipungut biaya.
"Makasih pada pemerintah yang udah ngasih bantuan listrik gratis," tuturnya sambil tersenyum.
Selama ini Juariah menyalur listrik di rumah orang tuanya. Ia mengatakan kendala yang dihadapi saat menyalur listrik.
"Sering mati lampu kalau banyak pemakaian," ujarnya. Juariah bersyukur menerima bantuan pemasangan instalasi listrik gratis.
Masyarakat seperti Juariah dan Tini berhak mendapatkan akses listrik. Melalui Program BPBL, negara hadir. Melalui Program BPBL, masyarakat mandiri dengan instalasi listrik sendiri.