TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA (HNW) menyampaikan bahwa para pendiri bangsa banyak yang dulu belajar ke luar negeri. Mereka ada yang menempuh pendidikan di Belanda, Cairo, Makkah, dan di kota-kota di Eropa dan Timur Tengah lainnya.
Meski mereka belajar di negara-negara yang jauh dari Indonesia namun para Mahasiswa itu tidak lupa dengan nasib bangsa dan negaranya yang masih dijajah oleh Belanda.
Adapun para pendiri bangsa itu, yakni Mohammad Hatta yang belajar di Belanda, Hasyim Asy’ari, A Dahlan dan Agus Salim yang belajar di Mekah, serta Mas Mansoer, Abdul Kahar Mudzakkir yang belajar di Kairo. Mereka diketahui sukses dengan studinya dan sukses ikut memperjuangkan nasib Bangsa dan Negara Indonesia agar merdeka dari penjajahan kolonialis Belanda.
Bahkan, mereka aktif di berbagai acara nasional yang fenomenal, yakni di Kongres Pemuda Indonesia yang hasilkan Sumpah Pemuda, ada yang di BPUPKI, Panitia 9 maupun PPKI, yang semuanya diketahui memiliki peran yang sangat fenomenal dan berkontribusi hadirkan Indonesia Merdeka, Pancasila dan UUD 45 serta NKRInya.
Ungkapan tersebut disampaikan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat menerima Delegasi Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Arab Saudi. Delegasi yang terdiri dari Ketua PPMI Muhammad Rifqi Asyraf, Sekretaris PPMI Obbie Aufansyah Yusuf, serta anggota PPMI Umar Abdulrahim Said dan Muhammad Yusuf Prasetyo diterima HNW di Ruang Kerja Pimpinan MPR, Lt.9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Maka dalam kesempatan itu HNW mengingatkan kepada PPMI Saudi Arabia dan Mahasiswa Indonesia di seluruh dunia yg terhimpun dalam PPI agar dapat menjaga dan melanjutkan peran para pendahulu mereka di atas, serta penting untuk bisa ditingkatkan perannya yang makin strategis itu.
Mengingat Indonesia juga memasuki era globalisasi dan mahasiswa Indonesia sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru dunia dan hampir ke semua negara-negara maju.
Tidak hanya itu, HNW juga mendapat informasi dari PPMI Saudi Arabia bahwa sekarang ada 2.000 mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Arab Saudi. Itu membuktikan ada hampir 6 kali lipat dari jumlah mahasiswa Indonesia saat HNW kuliah di Universita Islam Madinah.
Untuk itu mereka yang belajar di Arab Saudi maupun negara lainnya, lanjut HNW diharapkan dapat memaksimalkan diri dalam menyerap ilmu dan keunggulan yang ada di negara-negara tempat mahasiswa Indonesia sekarang menuntut ilmu.
“Serap seluruh potensi keunggulan yang ada di negara-negara tempat studi, sehingga ketika pulang ke Indonesia mampu berkontribusi memberikan banyak nilai tambah untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara Indonesia” ujar pria alumni Universitas Madinah, Saudi Arabia itu.
Bagi lulusan universitas-universitas di Arab Saudi, HNW menyebut banyak hal yang ilmunya bisa dikembangkan di Tanah Air, seperti bagaimana menerapkan metode pengajaran bahasa arab yang terbaik. Dalam masalah perekonomian dan keumatan, banyak ilmu baru yang ditunggu oleh umat untuk mendalami dan mengembangkan studi masalah perbankan syariah, zakat, wakaf dan lain sebagainya.
HNW berharap mahasiswa Indonesia yang kuliah di Arab Saudi akan bisa menjadi sosok yang memiliki sumber daya manusia yang unggul. Sebab, di sana banyak fasilitas yang mendukung seperti pusatnya para ulama dunia, ada perpustakaan-perpustakaan yang hebat, serta tempatnya kota-kota suci agama Islam yang memberi semangat pada mereka.
“Keunggulan dan kelebihan belajar di sana selanjutnya agar bisa ditularkan di Indonesia. Setelah pandemi Covid-19 pun banyak perkembangan dan perubahan yang perlu diantisipasi secara keilmuan yang basisnya syariah. Agar Islam dengan ilmu dan umatnya akan tetap bisa berkontribusi jadi solusi dan inspirasi, menjadi rahmatan lil alamin, termasuk untuk kemajuan dan kemakmuran warga bangsa dan negara Indonesia, dan peran itu perlu disiapkan oleh Mahasiswa Indonesia di Saudi Arabia dan lainnya,” tutupnya.