TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid atau dikenal HNW menghadiri 'Aksi Akbar Al iansi Rakyat Indonesia Bela Palestina', yang digelar di area terbuka Medan Merdeka Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Minggu pagi (5/11/2023).
Aksi solidaritas ini turut dihadiri sejumlah tokoh nasional, publik figur, dan jutaan orang dari berbagai agama dan elemen masyarakat.
"Aksi solidaritas Indonesia bela Palestina dari penjajahan Israel ini jelas merupakan implementasi dari Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang pada intinya mengecam segala bentuk penjajahan di atas dunia ini dan komitmen hadirkan perdamaian, serta melanjutkan sikap tegas Bung Karno, agar hutang mensejarah merdekanya Palestina segera bisa dibayar, tidak diwariskan kepada Presiden berikutnya,” ungkap HNW dalam orasinya di hadapan peserta aksi.
Bahkan, lanjut HNW, jauh sebelum Indonesia Merdeka dan UUD terbentuk, banyak tokoh Islam yang menyuarakan dan memfatwakan untuk membela Palestina dari penjajahan Israel. Diantaranya, seorang tokoh Muhammadiyah KH. Kahar Muzzakir pada tahun 1937, sudah memimpin delegasi Indonesia menghadiri konferensi dunia di Syria, memperjuangkan agar Palestina tidak dijajah oleh Israel.
Lalu, pada tahun 1938, KH. Wahab Hasbullah dan KH. Hasyim Asy'ari pendiri NU sudah memfatwakan agar bangsa Indonesia membantu Palestina baik dengan doa atau dengan dana, agar bangsa Palestina tidak dijajah oleh Israel.
"Alhamdulillah, luar biasa sikap dan fatwa para ulama ini, yang kemudian menguatkan komitmen bela kemerdekaan dan tolak penjajahan, yang menjadi bunyi alinea pertama dari Pembukaan UUD 1945 dan Piagam Jakarta tentang sikap tegas bangsa Indonesia yang menolak keras segala bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaan, dan Presiden pertama RI, Bung Karno menerjemahkannya dengan menolak penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina," terang Pimpinan MPR dari PKS ini.
HNW mengungkapkan, konsistensi Bung Karno dalam membela kemerdekaan Palestina terus terjaga. Tahun 1962, Bung Karno bahkan mengeluarkan pernyataan keras bahwa selama kemerdekaan belum terjadi di Palestina dan selama Israel masih terus menjajah, maka selama itu pula Indonesia tidak akan membuka hubungan dengan Israel.
Dalam kesempatan ini, HNW juga memberikan apresiasinya kepada Ketua DPR dan Pemerintah Pusat yang diwakili para Menteri yang hadir dalam aksi solidaritas tersebut yakni Menteri Luar Negeri dan Menteri PMK, yang sangat tegas terus dalam posisi membela Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya dan menghentikan penjajahan Israel.
"Maka saya harap dua jutaan warga yang hadir di aksi damai ini untuk mencatat dan mendukung dan penegasan sikap itu, untuk memberi semangat dan dorongan agar Pemerintah secepatnya terus berupaya mencari terobosan efektif agar dapat merealisasikannya. Kita juga memberikan apresiasi atas segala upaya seperti lobi, diplomasi, pendekatan yang sudah dilakukan secara maksimal, termasuk pengiriman bantuan kepada penduduk Palestina oleh pemerintah," ujar HNW.
HNW juga berharap agar secepatnya, pemerintah lebih kuat lagi melakukan upayanya. Salah satunya melakukan komunikasi tingkat kepala negara dengan negara-negara OKI, Asean dan semua negara yang membela Palestina, agar semua bersatu sehingga terhimpun satu kekuatan besar untuk menghentikan penjajahan Israel atas Palestina, baik dengan memutuskan hubungan atau boikot terhadap produk Israel atau yg mendukung penjajahan Israel. Juga dengan melobi negara-negara pendukung Israel agar israel menghentikan kejahatan kemanusiaan dan penjajahannya atas Palestina.
Aksi solidaritas yang digelar sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB ini sendiri berlangsung sangat tertib. Walaupun jutaan manusia berkumpul, tidak ada satupun atribut partai politik atau capres yang terlihat. Semuanya fokus menyuarakan pembelaan untuk Palestina dan mengatakan tidak pada penjajahan Israel. Setelah selesai aksi, seluruh peserta aksi tertib meninggalkan area dalam keadaan bersih dan aman.(*)