TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo bersama Komisaris Parle Senayan, Cafe, Bar, Lounge, and Restaurant Sonny Harsono meninjau persiapan pembukaan Parle Senayan yang berada dalam kawasan mall Senayan Park.
Grand Opening Parle Senayan akan dilakukan dalam waktu dekat, sehingga bisa semakin menyemarakan industri makanan dan minuman di tanah air. Sekaligus dapat melayani masyarakat yang ingin menikmati tahun baru di Jakarta dengan santapan yang nikmat serta suasana yang nyaman dan menyenangkan.
Restoran Parle Senayan menyajikan banyak makanan khas Nusantara dengan harga yang tidak akan membuat dompet robek. Mulai Rp50 ribu hingga Rp200 ribu seperti Cripsy Madura Duck Taco, Lumpia Jamur Jakarta, Soft Shell Crab Sari Kapasan, Sate Lidah Bumbu Rujak, Asinan Juhi Betawi, Cripsy Duck Pecel Madiun, Bebek Goreng Srundeng Bali, Ayam Tangkal Aceh Sambel Ganja, Ay Bakar Taliwang, Ikan Bakar Barramundi Jimbaran, Salmon Gulai Nyat Nyak, Udang Bakar Madu Manado, Tomahawk Aus 5+, Empal Gentong Cirebon Iga Sapi, Rawon Buntut Kikil, Lidah Sapi Cabe Ijo Padang, Pipi Sapu Kalio, Iga Bakar Maranggi Purwakarta, Nasi Goreng Kambing Taman Menteng, Nasi Campur Sultan, Nasi Ulam Betawi, Es Pisang Ijo makassar dan banyak lagi.
"Parle dalam bahasa Perancis artinya berbicara. Parle juga merupakan penggalan dari kata Parlemen. Atas filosofi tersebut, Parle Senayan yang berada di kawasan mall Senayan Park dan berada di samping kawasan gedung Parlemen MPR/DPR/DPD Republik Indonesia, akan menjadi tempat tongkrongan baru bagi para kawula muda maupun tempat ngumpul yang nyaman bagi keluarga, untuk saling berdiskusi dan bersenda gurau sambil menyantap berbagai cita rasa kuliner yang lezat, dengan menikmati view danau Senayan Park yang indah," ujar Bamsoet usai meninjau persiapan pembukaan Parle Senayan, Sabtu malam (23/12/23).
Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Raih Penghargaan National Figure Teropong Democracy Award 2023
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Kementerian Perindustrian mencatat kinerja industri makanan dan minuman tetap menggeliat meski perekonomian dunia sempat terpuruk dihantam pandemi dan di tengah ketidakpastian global. Industri makanan dan minuman mampu tumbuh 3,57 persen (yoy) dan mencatatkan diri sebagai sub sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada triwulan-III tahun 2022, yaitu sebesar 38,69 persen.
"Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada tahun 2020 saja, DKI Jakarta memiliki 5.159 usaha penyedia makanan dan minuman berskala menengah dan besar. Terbanyak diantara provinsi lainnya di Indonesia. Disusul Jawa Barat dengan jumlah penyedia makanan dan minuman mencapai 1.414 usaha, Jawa Timur 821 usaha, Banten 539 usaha, serta Riau 475 usaha," kata Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menambahkan, jumlah usaha penyedia makanan dan minuman di Indonesia berjumlah 11.223 usaha. Terdiri dari 8.042 restoran/rumah makan, 269 usaha katering, dan 2.912 usaha penyedia makan minum lainnya.
Sebanyak 53,85 persen usaha penyedia makanan dan minum berada di mal; 11,76 persen usaha penyedia makanan dan minuman berada di kawasan industri; 8,11 persen di pusat kuliner; dan 22,75 persen berada di lokasi lainnya.
"Kehadiran Parle Senayan akan semakin menyemarakan industri makanan dan minuman di kawasan mall. Sehingga bisa turut berkontribusi terhadap penerimaan negara dan daerah melalui pajak yang dibayarkan," pungkas Bamsoet. (*)
Baca juga: Bamsoet Dukung Rencana Pembukaan Magister Kenotariatan dan S2 Teknik Lingkungan di Trisakti