Ketua Bidang Ekonomi, DPP Partai NasDem, Millie Lukito berpendapat, belajar dari kepemimpinan Trump sebelumnya, sulit untuk menebak sepak terjang Trump sebagai Presiden AS pada kesempatan kali ini.
Salah satu janji kampanye Trump untuk memangkas pajak perusahaan di AS, menurut Millie, dapat membuka peluang perusahaan AS melakukan ekspansi ke negara lain.
Menurut Millie, pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu mengubah tatanan perdagangan global dengan terjadinya disrupsi pada sistem rantai pasok.
Tiongkok yang perekonomiannya pulih lebih cepat dari hantaman Covid-19, tambah dia, membuat produk-produk Negeri Tirai Bambu itu membanjiri pasar dunia pascapandemi.
Millie mengungkalkan, banyak terjadi ketimpangan arus barang di dunia, di sisi lain pandemi Covid-19 juga mengakselerasi pertumbuhan digitalisasi di berbagai sektor di dunia.
"Apakah kita sudah siap menghadapi perubahan ini," ujar Millie.
Membangun kerja sama perdagangan secara bilateral, tambah dia, merupakan salah satu pilihan untuk mengantisipasi dampak perubahan ekonomi global.
Pada kesempatan itu, wartawan senior, Saur Hutabarat berpendapat, yang harus diperhatikan pada terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS adalah mengapa pemerintahan Trump perlu membentuk department of government efficiency yang dipimpin Elon Musk.
Menurut Saur, langkah tersebut kemungkinan untuk mengakhiri kemurahan terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang dinilai tidak efisien.
Selain itu, Saur juga menyarankan, agar pemerintah tidak terlalu cepat membangun kesepakatan bilateral terkait kawasan yang dipermasalahkan oleh banyak pihak.
Negara yang terlibat konflik di kawasan Laut China Selatan itu, jelas Saur, cukup banyak. Sehingga, tambah dia, lebih tepat untuk membangun kerja sama secara multilateral.
Sementara itu, Saur sependapat, bahwa kesepakatan yang akan dilahirkan pemerintahan Trump akan bersifat transaksional.
"Jadi kalau mereka berpikir mereka dapat apa dalam satu kesepakatan yang dibangun, seharusnya kita juga harus berpikir kita dapat apa," tegas Saur. (*)