TRIBUNNEWS.COM - Digitalisasi di bidang penyiaran adalah keniscayaan. Langkah penghentian penyiaran TV analog untuk selanjutnya beralih ke siaran TV digital sedang dilakukan. Proses peralihan ada lima tahap.
Tahap pertama, proses migrasi ke TV digital paling lambat 17 Agustus 2021. Daerah layanan yang masuk tahap pertama, Aceh-1 (Kab. Aceh Besar, Kota Banda Aceh), Kepulauan Riau-1 (Kab. Bintan, Kab. Karimun, Kota Batam, Kota Tanjung Pinang), Banten-1 (Kab.Serang, Kota Cilegon, Kota Serang), Kalimantan Timur-1 (Kab. Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, Kota Bontang), Kalimantan Utara-1 (Kab. Bulungan, Kota Tarakan), dan Kalimantan Utara-3 (Kab. Nunukan).
Tahap selanjutnya berurutan hingga di 2 November 2022 Indonesia sudah 100 persen menggelar siaran TV digital di seluruh wilayah. Hingga semuanya bisa menikmati tayangan TV digital yang bersih gambarnya, jernih suaranya, dan canggih teknologinya.
Direktur Jenderal PPI Kemenkominfo, Prof. Ahmad M. Ramli menyampaikan dalam Webinar Sosialisasi TV Digital Kalimantan Timur (Jumat, 23 Juli 2021) bahwa, ”Kalau ASO ini bisa berlangsung dan sesuai rencana, akan dilakukan dan dihentikan di tahun 2022, masyarakat akan mendapatkan manfaat jauh lebih besar untuk broadband. Karena apa? Salah satu hambatan untuk internet cepat adalah ketiadaan frekuensi. Karena penyiaran TV analog, bila siaran analog ini beralih ke digital, akan dihemat sejumlah frekuensi yang dinamakan digital dividend, dan bisa digunakan untuk internet kita.”
Lebih lanjut Prof. Ramli manyampaikan juga bahwa dampak migrasi dari TV analog ke TV digital ini membuat masyarakat akan menikmati siaran yang lebih bersih, lebih canggih, dan lebih berkualitas.
“Oleh karena itu, ada memang konsekuensi di mana masyarakat yang TV nya belum siap digital, harus menambahkan Set Top Box (STB). Yang paling baik, adalah masyarakat mengecek TV masing-masing, apakah sudah siap digital. Kalau belum siap digital, tidak harus ganti TV baru,” ujarnya.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Isran Noor juga menyambut gembira proses penghentian penyiaran siaran TV analog dan selanjutnya bermigrasi ke siaran TV digital di kawasan Kalimantan Timur.
“Migrasi TV analog ke digital tentu sangat menggembirakan karena banyak keunggulannya,” kata Isran Noor.
Kualitas tayangan yang jauh lebih bersih, jernih dan canggih adalah keuntungan langsung. Selanjutnya, TV digital ini gratis. “TV digital ini free to air. Anda tidak perlu membayar sepeser pun kalau TV nya sudah digital. Kalau TVnya masih analog tinggal beli STB. Apa yang dinikmati masyarakat ini adalah upgrade,” kata Joegianto yang hadir dalam sosialisasi secara daring mewakili Gabungan Asosiasi Barang Elektronik (GABEL).
Selain keuntungan langsung, peralihan ke siaran TV digital akan memberikan manfaat tidak langsung untuk masyarakat. Salah satunya adalah peningkatan kualitas layanan internet.
“Jadi pemerintah melakukan (pembangunan) paralel, migrasi analog ke digital, paralel pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), mendapatkan prioritas untuk dibangunkan Base Transceiver Station (BTS) baru. Mulai tahun ini dan tahun depan, kalau ini ditambah lagi digital dividend, maka otomatis akan sangat membantu dan masyarakat mendapatkan internet lebih cepat lagi,” tutup Prof. Ramli.
Internet yang meningkat kualitas dan kecepatannya sangat diperlukan di masa kini. Apalagi saat pandemi, peran komunikasi via internet sangat penting untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, sistem peringatan dini kebencanaan, kesehatan, dan bisnis.