Laporan Wartawan Tribun Jakarta Mochamad Faizal Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kalau merasakan lezatnya bubur ayam ini, semua akan mahfum. Harga seporsi bubur Rp 17 ribu memang terbilang mahal. Tapi ini akan sepadan dengan rasanya yang bikin nagih.
Apa sih keistimewaan bubur satu ini sampai orang rela antre dan ikhlas bayar Rp 17 ribu? Meski porsinya standar, tapi rasanya itu lho yang bikin nagih. Sudah begitu suwiran ayamnya menggunung sampai meluber keluar mangkok. "Suwiran ini dari ayam pejantan sehingga rasanya lebih enak," kata Bang Tatang yang tak henti-hentinya melayani pembeli.
Perbedaan yang lain, bubur Bang Tatang kental banget. Itulah yang membuat Adi, karyawan swasta, mengaku minimal seminggu tiga kali menyempatkan mampir ke Bubur Ayam Bang Tatang. "Ayamnya banyak, buburnya kental dan lezat, satu mangkok sudah bikin kenyang," katanya saat ditemui Tribun Jakarta.
Lokasinya sendiri terbilang strategis. Persisnya tak jauh dari pertigaan traffic light Rawa Belong, Jakarta Barat. Warungnya sendiri nyempil banget. Tapi mencarinya tak terlalu sulit karena itu satu-satunya warung yang antrean pembelinya panjang banget. Mirip antrean orang beli minyak tanah subsidi! Intinya, butuh perjuangan ekstra mencicipi bubur ini.
Tak heran bila dalam hitungan jam, ratusan porsi bubur Bang Tatang langsung ludes. Padahal, warung baru buka sekitar pukul 18.00. Adalah sebuah keberuntungan bila masih bisa beli bubur ini di atas pukul 21.00 ke atas.
Berita lengkap silakan klik Tribun Jakarta Digital Newspaper edisi Minggu (25/3/2012) pagi rubrik Tribun Kuliner.