Bukan itu saja. Mereka juga selalu mengupdate produksi mereka. Untuk menambah kaya kreasi produk, biasanya di akhir pekan mereka datang ke pusat perbelanjaan untuk melihat produk tas terbaru yang akan diaplikasikan tim produksi. Tak jarang mereka juga kerap mendapatkan masukan dunia maya.
Baik Maria dan Masayu tak pernah kehabisan ide untuk memproduksi barang daur ulang. Sebut saja, untuk menanyakan tren terbaru seperti tas atau dompet, mereka tak segan menanyakan kepada teman-teman di sekolah. Hasil penelitian lapangan ini kemudian didiskusikan di antara mereka untuk memproduksi barang yang dibutuhkan pasar.
Jangan salah dulu, usaha mereka yang sudah menghasilkan uang, tak semulus seperti yang dibayangkan. Menurut cerita Masayu dan Maria, teman-temannya sempat meledek ketika pertama kali menawarkan produk daur ulang sampah plastik. "Sampah kok dijual sih," begitu kata teman-teman Masayu dan Maria. Tapi setelah dijelaskan satu persatu, mereka mengerti manfaat mendaur ulang sampah plastik.
Prinsip mereka dalam menjalani roda bisnis sampah plastik ini selalu terbuka dengan kritik. Bahkan, mereka tanpa mau meminta teman-temannya memberikan kritik untuk kemajuan usaha daur ulang sampah plastik ini. Justeru dengan kritik yang disampaikan teman-temannya, membuat mereka cepat memperbaiki usaha mereka.
Karena bisnisnya yang kreatif, UD Kreasi yang digawangi Masayu dan Maria pernah meraih juara pertama dan juara booth terbaik di ajang Kidpreneur Award 2012 yang digagas Berani Magz dengan sponsor Permata Bank. Saat itu mereka membawa nama Green Queen dengan tema Go Green.
Salah satu dewan juri, pengusaha Safitri Siswono menilai juara pertama yang diraih Green Queen tak lepas dari ide mereka yang sangat kreatif, dan peduli dengan isu sosial lingkungan. "Mereka tak semata-mata mencari uang," ungkap Safitri yang mengaku terpincut dengan patung ondel-ondel milik mereka yang dihiasi pakaian serba plastik.
MGS HERU ayah dari Mas Ayu, mengaku sangat mendukung usaha bisnis anaknya. Karena usahanya positif, Heru tak segan mengucurkan modal awal. Ia tidak akan menghalang-halangi bisnis anaknya lebih karena ingin menanamkan jiwa enterpreneurship sejak dini. Sehingga ini menjadi modal berharga bagi kehidupannya kelak.
"Harapannya usaha mereka mudah-mudahan tetap jalan. Sekarang ini yang susah menanamklan jiwa enterpreneurship. Kalau anak saya sudah sering jualan dari kelas dua SD. Tapi waktu itu, dilarang oleh gurunya. Padahal ini baik untuk pendidikan moral anak. Yang selalu saya ingatkan kepada anak, jangan sampai mengganggu belajar," ujar Heru.
Baca artikel menarik lainnya
- Menkes Malu Karena Gagal Lindungi Rakyat Dari Bahaya Rokok 2 jam lalu
- Perjalanan Spiritual Andi Suandi Dalam Karya Lukisnya 4 jam lalu
- Percantik Ruangan dengan Radio Antik 5 jam lalu
- Rasakan Nikmatnya Menu Iga yang Beda 5 jam lalu
- Cuaca Panas? Segarkan Kulit dengan Lulur Buah-buahan 6 jam lalu
- Duh Nak, Kok Makanannya Dimuntahkan 8 jam lalu
- Obati Nyeri Gigi dengan Bahan Alami 8 jam lalu
- Bubur Ayam Tofu Szechuan Nikmat untuk Sarapan 9 jam lalu
- Koleksi Uang Kuno Bawa Berkah Besar Bagi Bocah-bocah Ini Senin, 10 September 2012