TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Berjuluk kota santri sekaligus kota seribu industri, Gresik menyimpan puluhan industri kuliner. Salah satunya yang khas Gresik adalah nasi krawu.
Nurul Qomariyah, Mahasiswa Universitas Negeri Malang dalam tulisannya di Surya Online (Tribunnews.com Network) menyebutkan nasi yang disajikan dalam pincuk daun pisang ini terdiri dari nasi putih dengan suwiran daging sapi, ditambah srundeng dan sambal terasi bercampur petis dan cabai yang nendang.
Selain itu, nasi krawu biasanya disajikan dengan kuah semur dari kaldu jerohan. Ada juga yang menambahkan dengan semur bandeng.
Nama krawu berasal dari srundeng yang ditaburkan di atas nasi. Ada juga yang mengatakan nama tersebut diambil dari proses pengambilan nasi yang dikrawuk atau krawukannya itu mengambil nasi dan lauk dengan jari tangan langsung tanpa menggunakan sendok atau lainnya.
Meski begitu, untuk menjaga higienis makanan, penjual memakai plastik pembungkus tangan dalam mengambil makanan. Nasi krawu ini bisa dimakan di tempat atau dibawah pulang. Nasi ini cukup bertahan lama bahkan sampai 24 jam jika cara memasak nasinya benar.
Salah satu tempat berjualan nasi krawu adalah depot Bu Timan di jalan Wahidin Sudiro Husodo. Depot ini buka 24 jam nonstop. Konon, dalam satu hari depot ini menghabiskan satu kuintal daging sapi. Jumlah ini bertambah di akhir pekan dan hari libur. Soal rasa tak diragukan lagi karena konsisten enaknya.
Makanan dulunya jadi menu pavorit kuli pelabuhan, sekarang nasi krawu menjadi keragaman kekayaan kuliner khas khas Gresik. Tak heran di masyarakat, ada ungkapan yang menyatakan tak lengkap bila ke Gresik, belum mencicipi nasi krawu.