News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ida Royani Pilih Tenun NTT Cetak Digital untuk Lebaran

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ida Royani

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Busana muslim bernuansa etnik masih mendapat tempat di hati masyarakat. Oleh karenanya, desainer busana muslim Ida Royani tetap menghadirkan pilihan busana muslim bernuansa etnik untuk tren busana Idul Fitri 2014.

Koleksi terbarunya itu dapat ditemui di booth Ramadhan Runway yang digelar Kota Kasablanka dan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia, 9 Juli - 13 Agustus. Selain booth milik Ida, hadir pula booth desainer lainnya, seperti Stephanus Hamy, Dian Pelangi, dan Defrico Audy. Total 64 desainer berpartisipasi di ajang yang memasuki tahun keduanya itu.

Untuk Idul Fitri ini, Ida mengangkat wastra khas Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satu daerah di Indonesia yang kebudayaannya paling memikat di hatinya.

Ada dua koleksi bertemakan NTT yang penyanyi lawas ini hadirkan di booth miliknya. Koleksi pertama, yang merupakan koleksi lama, terdiri dari pilihan kaftan dan gamis yang ia buat dari kain tenun NTT yang ia keloksi sejak berpuluh tahun lalu.

"Kainnya sangat kuno dan vintage," ujar ibu dari desainer busana muslim Jenahara itu, Jumat (11/7/2014). Supaya tidak terkesan kusam, Ida menambahkan detail stud berwarna emas di sekitaran motif kain yang didominasi warna merah marun dan hitam itu.

Satu potongnya ia banderol sekitar Rp 10 juta ke atas. Kendati terbilang mahal, Ida mengaku peminatnya cukup banyak.

Namun, Ida juga mendapat "protes" dari pelanggannya yang memiliki dana terbatas namun tetap bisa memiliki busana sama.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, Ida menghadirkan pilihan busana muslim dengan bahan bermotif tenun NTT yang dicetak digital. Inilah koleksi kedua yang dimaksud. Masih dalam nuansa merah marun dan hitam, motif tenun ia padukan dengan permaian motif garis sehingga koleksi terasa lebih anak muda.

Dengan teknik cetak digital, Ida bisa menurunkan harga hingga 80 persen, atau sekitar Rp 2 jutaan.

Di samping itu, ia turut momboyong pilihan scarf warna-warni bahan poly-wool bernuansa floral yang dapat dijadikan alternatif kain hijab.

"Saya sebetulnya penggemar berat warna hitam. Namun untuk bisnis, terkadang kita harus berpikir lebih realistis. untuk pilihan scarf, scarf warna-warni memang lebih banyak pecintanya," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini