TRIBUNNEWS.COM - Teori tersebut benar terjadi pada kehidupan seorang pengusaha wanita asal Honolulu. Kathy Masunaga mengaku bahwa mantan suaminya selalu mencela hasil masakannya. “Dia sering menyakiti hatiku dengan mengatakan aku tidak akan pernah bisa memasak, bahkan ia mengatakan pada semua orang, masakanku rasanya menjijikkan,” terangnya.
“Seringkali timbul kenekatan untuk membawa pergi dua putraku dan hidup seadanya, dalam tenda sekalipun,” jelasnya.
Usai bercerai, Masunaga memilih mengisi waktu dan mengalihkan hatinya yang hancur dengan menyibukkan diri di dapur teman yang memiliki usaha katering. Kala itu, ia tak sengaja bereksperimen membuat makanan-makanan ringan seperti pie, brownies, dan kue cokelat. Seiring waktu, hobi barunya ini memperlihatkan hasil yang mengejutkan, baik untuk dirinya juga keluarganya.
Melihat respon positif tersebut, Masunaga memberanikan diri menjual aneka kue buatannya itu di pasar-pasar lokal dan festival akhir pekan. Hasilnya, banyak orang yang menghubungi Masunaga untuk memesan kue buatannya.
Sekarang, dirinya telah memiliki enam orang staf, satu food truck, dan menyediakan pelayanan pesan antar.
Melihat perjalanan hidupnya yang penuh dinamika, Masunaga menganggap perceraian bukan sebagai kegagalan, melainkan permulaan yang baru. Tanpa malu-malu, ia mengakui bahwa perlakuan tidak menyenangkan dari suaminya masih “menghantuinya” hingga hari ini, tetapi sebagai motivasi untuk terus memacu diri menjadi lebih baik dan lebih tangguh dibandingkan masa lalu. (Agustina)