TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari-hari ujian sekolah sudah usai. Kini, siswa dan orangtua pun was-was menanti rapor. Sebab, tidak sedikit anak saat menjalani tes IQ awal dengan nilai rata-rata, atau bahkan di atas rata-rata justru terpuruk setelah mengikuti ujian sekolah.
Nilai rapor yang buruk tersebut tentu menjadi penanda bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini ditandai kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Tanda lainnya, pencapaian nilai yang fluktuatif.
Hal ini kerap dialami oleh anak-anak yang mengalami gangguan fungsi system saraf, seperti ADHD alias Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu gangguan pemusatan perhatian dan atau hiperaktivitas yang menyebabkan kesulitan belajar. Kesulitan belajar juga dialami siswa yang mengalami gangguan belajar spesifik, sperti kesulitan membaca (disleksia), menulis (disgrafia), dan berhitung (diskalkulia). Sedangkan pada anak normal, kesulitan belajar sebagian besar disebabkan faktor eksternal (lingkungan).
Sayangnya, kesulitan belajar seringkali tak terdeteksi. Anak hanya dicap “bodoh” atau “malas”. Padahal stigma ini akan memengaruhi rasa percaya dirinya. Lambat laun anak akan percaya bahwa dirinya memang bodoh atau malas seperti yang dikatakan orang. Situasi ini akan menjebak anak pada keadaan yang disebut learned helplessness, yakni kondisi dimana anak sudah putus asa dan berhenti mencoba.
Selain itu tekanan dari semua pihak secara terus menerus akan membuat anak frustrasi dan makin bersikap antisosial. Ini berbahaya sebab dalam kondisi demikian anak lebih mudah terlibat pada masalah-masalah yang lebih berat di kemudian hari. Karenanya, diperlukan kepekaan dari orantua dan guru untuk mendeteksi kemungkinan adanya kesulitan belajar ini, sehingga bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar adalah :
1. Kehilangan Motivasi
2. Menunjukkan sikap negatif dalam belajar
3. Menunjukkan gejala gangguan emosional
4. Prestasi tidak optimal
Cara mengatasi anak yang mengalami kesulitan belajar adalah :
1. Tanamkan pentingnya nilai-nilai belajar.
Tekankan bahwa belajar akan bermanfaat dalam hidupnya demi profesinya dikemudian hari.
2. Kontrol prestasi anak.