TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di dunia kekinian, teknologi dalam komunikasi telah melahirkan berbagai macam pilihan agar seseorang bisa mempunyai networking dari belahan dunia manapun dan manusia dengan berbagai karakter apapun. Banyak keuntungan saat kita bisa terampil menggunakan sosial media, seperti meraup keuangan melalui bisnis, menjadi terkenal, punya banyak teman artis, dan banyak keuntungan yang lain.
Namun perlu diingat, berkomunikasi di sosial media itu bagaikan kita sedang berkomunikasi di tengah-tengah pasar, atau alun-alun, atau lapangan bola, atau mall, atau komplek rumah. Siapa saja yang kita pilih menjadi relasi kita di sana.
Bahkan dengan "print screen" atau "screen shoot" komunikasi apapun dari teman kita yang lalu diunggah ke akun lain, bisa mendunia lantaran hal itu bukan lagi menjadi hal pribadi. Saat kita mengenal sosial media, saat itulah kehidupan kita di sana menjadi konsumsi umum. Hal ini tidak bisa kita pungkiri.
Kita tahu bahwa setiap komunikasi sosial itu ada etikanya, norma-norma, dan ada aturannya. Bedanya, etika berkomunikasi di sosial media memang tidak diajarkan di bangku sekolah atau kuliah.
Namun, Anda perlu mengetahui bahwa sosial media adalah 'senjata'. Jika Anda tidak mengetahui bagaimana menggunakan senjata tersebut, maka bisa jadi sosial media menjadi "senjata makan tuan". Bahkan, tanpa mengetahui bagaimana menggunakan dan sejauh mana kesiapan mental yang perlu dilakukan, sosial media tidak akan menjadi hal yang membantu, malahan akan menjadi "hantu" bagi kehidupan Anda.
Syarat utama menggunakan sosial media, saran saya adalah sudah di atas 17 tahun ke atas. Kalaupun ada anak-anak usia di bawah tersebut, penggunaan sosial media harus dalam pengawasan lekat orangtua.
Jadi, modal apakah yang harus dimiliki sebelum mengenal sosial media? Bagaima menggunakan sosial media sehingga bisa menjadi alat yang membantu meningkatkan kualitas hidup kita? Apa saja sih yang perlu dihindari dalam ber-sosmed secara umum? Ini dia 7 hal yang perlu kita hindari saat kita bersosmed.
1. Menyampaikan kata-kata yang berbau SARA, porno atau provokatif.
Tidak ada orang yang nyaman jika ada seseorang yang melemparkan isu ini dalam sebuah kelompok heterogen yang dimonitor oleh seluruh "dunia". Kita harus ingat bahwa saat Anda secara tajam mengungkapkan sesuatu hal yang berbau hal-hal tersebut diatas, Anda harus siap "berperang" dengan orang-orang yang kritis atau sensitif akan hal tersebut. Ingat, ada undang-undangnya juga loh.
2. Terlalu sering galau, "nyampah" dengan curhat setiap hari.
Kita tahu bahwa hidup ini tidak terlalu indah, banyak kesulitan dan kesedihan. Namun Anda tidak perlu setiap hari posting sesuatu yang membuat orang lain menjadi rikuh atau tertular rasa sendu Anda. Ingat, tidak setiap orang merasa nyaman melihat masalah orang lain secara kontinyu dan mendalam. Anda hanya membagi energi sedih ke orang lain.
3. Terlalu sering menceritakan status yang bersifat pribadi yang seharusnya rahasia
Biarkan sebagian besar kehidupan pribadi Anda menjadi milik Anda pribadi. Tidak seharusnya orang lain mengetahui kegiatan Anda dari pagi sampai malam hari. Posting status-status atau hal-hal tertentu saja, dan biarkan Anda menikmati perasaan yang tidak harus menjadi status di sosmed, bersama orang-orang yang ada di sekitar Anda.
4. Konflik, bertengkar, berantem
Karena status Anda yang kontroversial, akan memicu "perang" dengan orang lain yang mungkin orang terdekat Anda, atau malahan orang yang tidak Anda kenal. Jika memang Anda terlanjur "khilaf" pasang status atau menulis ide-ide yang kurang dinilai "benar" di mata umum, atau Anda terlanjur bermasalah dengan orang tersebut dan banyak orang mengkomentari sinis apa yang terjadi, baiknya Anda sampaikan pesan pribadi ke yang bersangkutan, kalau memungkinkan ya bertemu tatap muka, dan selesaikan masalah tanpa harus seluruh dunia tahu apa yang Anda bincangkan. Setelah selesai masalah, Anda bisa kembali mengklarifikasi di akun Anda bahwa masalah sudah selesai dengan baik. Ingat, jika Anda berantem di sosmed itu bayangkan Anda sedang di tengah pasar dan dilihat semua orang. Hal ini harus diperhatikan, apalagi untuk public figur. Kasus terakhir KD dan anaknya yang harus bertengkar lewat instagram terkait curhat anaknya yang kemudian ditanggapi KD sangat tidak bijak dikonsumsi semua orang.
5. Hoax
Teliti dulu sumber info postingan tersebut darimana. Jika Anda tidak yakin, tulis saja bahwa Anda belum yakin hal tersebut benar dan perlu dicek dulu kebenerannya. Karena salah-salah Anda dinilai memberitakan hal yang keliru. Ingat, kita semua jadi "wartawan" nih ceritanya kalau di sosmed. Jadi crosscheck dulu sumbernya darimana barulah Anda posting, supaya info Anda tidak menyesatkan.
6. Plagiat
Jika Anda bermaksud copy paste gambar, tulisan atau apapun dari sebuah sumber lalu menyampaikan di akun Anda, sampaikan siapa sumbernya, sebagai penghargaan Anda terhadap ide murni orang lain. Ingat, Hak intelektual dilindungi hukum.
7. Share data pribadi
Hati-hati kejahatan internet dimana-mana. Anda harus paham benar bahwa tidak semua informasi data pribadi Anda perlu di-share disana. Namanya saja sosial media, jadi data Anda bisa menjadi konsumsi sosial kalau Anda share.
Selamat ber-sosmed.