TRIBUNNEWS.COM - Dua tahun lalu, Dell Farrell, merasa putus asa dan kesal terhadap berat badannya.
Sebab, semenjak kecil, Farrell mengaku tak pernah memiliki masalah berat badan.
Maklum, Farrell kecil gemar dengan segala kegiatan aktif seperti berkuda, naik gunung, dan berlari-lari di alam terbuka.
Namun, saat dia masuk kuliah dan pindah kota, semua kegiatan tersebut berhenti total, sehingga dalam sekejap berat badan Farrell melonjak hingga 20 kilogram.
“Saya benci kelas malam di kampus karena saya jadi lebih banyak minum soda dan es kopi. Jam tidur malam pun jadi berantakan dan saya mulai menjalani pola makan yang tidak baik,” terang Dell pada Daily Mail.
Tanpa menunggu lama, berat badan Dell terus menanjak hingga angka 76 kilogram.
Merasa tidak bahagia dengan bentuk tubuhnya, Dell pun memutuskan untuk kembali berolahraga dan mulai menjalani diet ketat sembari mengonsumsi pil diet. Apa yang terjadi? Berat badannya tak kunjung turun!
Tentu saja Dell merasa frustrasi. “Saya diet 1200 kalori per hari. Dalam seminggu saya berolahraga enam hari, saya melakukan Muay Thai dan Cross Fit. Namun, berat badan saya tidak turun-turun,” pungkasnya pada Women’s Health.
Diet dan olahraga keras, kata Farrell, membuatnya tidak bisa tidur di malam hari karena tubuhnya terlalu letih dan stres.
“Saya merasa lebih frustrasi karena setelah diet dan olahraga berat badan saya tak juga menurun. Saya merasa lebih stres ketimbang sebelum melakukan diet,” katanya.
Akhirnya, semua usaha menurunkan berat badan ini membuat Farrell “gila” dan dia pun menyerah diet tetapi masih tetap melanjutkan olahraga.
Lucunya, saat Farrell sama sekali tidak diet, berat badannya mulai berkurang secara perlahan.
“Saya heran, tetapi kemudian saya membaca sebuah artikel yang mengatakan betap pentingnya kalori seimbang yang mana kita tidak harus stop konsumsi gula dan karbohidrat,” urainya.
Merasa bahwa mengurangi atau membatasi jenis makanan tertentu tidak memberikan hasil apapun. Oleh karena itu, Farrell menerapkan pola kalori dan makan seimbang.
“Jadi, saya bisa makan es krim tiap hari, tapi ketika saya melakukan itu, saya mengurangi asupan gula dari makanan lain. Saya terus melakukan seperti itu. Berkompromi,” urainya.
“Saat saya menukar gaya diet, saya mendapatkan hasil yang signifikan,” imbuhnya.
Selain pola makan, Farrell juga mengganti jenis olahraga dan waktu berolahraga. Dulu, dia fokus pada pembakaran lemak. Sekarang, dia memilih untuk latihan beban yang didului olahraga kardio pada tahap pemanasan.
“Saya berolahraga empat kali dalam seminggu. Cara ini memberikan waktu pemulihan pada tubuh.
Ternyata, setiap hari berolahraga tidak memberikan hasil yang baik, saya terus merasa lelah. Sekarang, saya lebih berenergi dan kuat,” katanya.
Terakhir, Farrell mengingatkan bahwa Anda tak perlu memusatkan seluruh pikiran Anda pada bentuk tubuh.
Sebab, berdasarkan pengalaman Farrell, hal itu justru membuatnya kehilangan akal sehat karena terlalu berambisi dan hanya menyebabkan stres. (*)