TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) menggandeng Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN Indonesia) kembali menggelar edukasi gizi dalam Karnaval Ayo Melek Gizi untuk mendukung peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan gizi seimbang di Yogyakarta dan sekitarnya.
Bertempat di Halaman Monumen Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Karnaval Ayo Melek Gizi ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Gizi Nasional 2016 yang diselenggarakan oleh PERGIZI PANGAN Indonesia dan Sarihusada.
Sebelumnya, karnaval serupa juga telah digelar di Taman Menteng Jakarta pada Minggu 24 Januari 2016.
Kegiatan yang diikuti sekitar 1000 peserta ini diawali dengan senam pagi bersama ini, kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat, parade gizi seimbang, edukasi dan konsultasi gizi, berbagai kegiatan kreatif untuk anak, serta lomba menghias makanan sehat untuk keluarga.
Pemerintah kota Yogyakarta menyampaikan penghargaan atas penyelenggaraan Karnaval Ayo Melek Gizi yang diselenggarakan Sarihusada bersama PERGIZI PANGAN Indonesia untuk meningkatkan status gizi masyarakat terutama Gizi Balita,
“Kami sangat menghargai usaha-usaha yang dilakukan pihak swasta untuk mendorong peningkatan status Gizi masyarakat terutama Gizi Balita di wilayah Kota Yogyakarta," ujar Haryadi Suyuti, Walikota Yogyakarta dalam kata sambutannya.
Hal senada juga diungkapkann oleh Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof. Hardinsyah, menurutnya, Indonesia masih menghadapi persoalan gizi seperti kurus, pendek, gemuk dan anemia, baik pada usia balita maupun pada usia sekolah dan remaja.
"Upaya memberikan edukasi mengenai gizi seimbang sejak usia dini perlu terus dilakukan, karena kebiasaan mengkonsumsi beragam makanan bergizi masih rendah, khususnya konsumsi buah, sayur, dan pangan hewani baik ikan, telur, daging dan susu,” katanya.
Ia berharap melalui edukasi dan kampanye gizi pihaknya mengajak masyarakat untuk memahami prinsip dan pesan gizi seimbang, dan meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
Laporan Riskesdas 2010 memperlihatkan bahwa 93.5% penduduk Indonesia berusia ≥ 10 tahun berperilaku konsumsi sayur dan buah yang kurang, berarti hanya 6,5% penduduk yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah.
Data ini diperkuat oleh Laporan Survey Diet Total (SDT) 2015 yang menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia hanya mencapai 57,1 gram dan 33,5 gram per orang per hari.
Laporan Badan Ketahanan Pangan Kementan juga menunjukkan bahwa pemenuhan pangan hewani di Indonesia masih rendah, yaitu 80% dari kebutuhan pada tahun 2012.
Hal ini berdampak pada kekurangan gizi mikro salah satunya berupa anemia gizi. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan sekitar 37% ibu hamil, 28,1% anak balita dan 26,4% anak usia sekolah mengalami anemia. Ini pertanda bahwa masalah malnutrisi masih besar di Indonesia.
Director of Healthcare Nutrition Sarihusada, Ahmad Hamdani,mengatakan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang nutrisi sejak 61 tahun berdiri, Sarihusada berkomitmen untuk terus membantu peningkatan kualitas gizi untuk ibu dan anak di Indonesia.