TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Tidak terpikirkan bahwa tas ratusan merupakan tas antimaling. Sebab tas tersebut terbuat dari berbagai rajutan benang sehingga sulit untuk dirobek dengan cutter.
"Tidak mengurangi kualitas produk tas kulit. Coba bayangkan sekali disayat langsung robek. Beda dengan tas rajutan, disayat dengan cutter hanya robek benangnya saja. Masih banyak benangnya ," kata Henny Eka Ferdian, pembina usaha kecil dan menengah (UKM) di Dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan (Diskoperindag) dan UKM Kabupaten Gresik, Jumat (4/3/2016).
Untuk mengembangkan usaha merajut ini, ibu dua anak menggandeng komunitas dan anak-anak jalanan untuk diajari merajut.
Hasilnya dari karya tersebut kemudian dijualkan ke teman-teman dan rekan kerja di Pemkab Gresik.
Bahkan sudah merambah ke pasar luar negeri. Seperti Singapura, Malaysia dan Bangladesh.
"Produk-produk rajutan ini sudah dijual ke luar negeri. Dari murit-murit sendiri dan di sana terjual dengan laris," kata penghobi merajut.
Berbagai produk ratujan yang sudah dibuat yaitu, tas, topi, dompet, blazer, taplak meja, tutup galon, tempat tisu dan tempat botol.
Bagi pemula untuk membuatnya cukup lama, antara dua sampai tiga minggu, tapi kalau sudah lancar bisa cukup 2 sampai 3 hari selesai untuk merajut tas Ibu-ibu.
"Hasilnya dapat menghasilkan pendapatan bagi anak-anak telantar, ibu-ibu komunitas yang ingin berwirausaha. Sehingga bisa menambah usaha dan pendapatan bagi rumah tangga," imbuh wanita kelahiran Malang, 1 Oktober 1970.
Bahan-bahan yang digunakan juga terjangkau seperti benang nilon, katun, poliester, bolki, benang rayon, katun Bali dan katun Jogjakarta.
"Warna tas dan produk rajutannya juga bermacam-macam tergantung warna benang. Motifnya juga berbeda dan produknya juga terbatas," katanya.
Modal dan pendapatannya hampir puluhan juta. Antara Rp 15 juta sampai Rp 25 juta dalam dua pekan.
"Siapa menyangka dari hobi dan mengisi waktu ini bisa menghasilkan uang," imbuhnya.
Usaha merajut yang digeluti ini sempat menurun, kemudian ditekuni lagi saat Ibudanya sakit struk.
"Ketika ibu sakit, sambil menjaga di rumah sambil merajut. Ternyata setelah orang tua meninggal, usaha merajut semakin laris dan sampai luar negeri. Akhirnya ilmu merajut saya tularkan ke orang-orang dan mereka senang bisa membuka usaha," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Gresik Mokhamad Najikh mengatakan bahwa UKM di Gresik terus dibina dengan diadakan kegiatan -kegiatan bersama atau event.
"Terutama dalam HUT Pemkab Gresik ke-42 tahun sekaligus hari jadi kota Gresik ke-529 tahun dilaksanakan kegiatan eskpose produk UKM," kata Najikh.
Ekspose ini untuk membekali pelaku UKM dalam memasarkan produk unggulan UKM agar dapat masuk pasar domestik maupun pasar internasional.
"UKM bisa bekerjasama dengan toko modern dan mengikuti event tertentu dengan sistem UKM marketing smart. Akhirnya bisa meningkatan omzet UKM dan meningkatkan perekonomian masyarakat Gresik," katanya.