TRIBUNNEWS.COM - Rumah mode asal Italia, Dolce & Gabbana (D&G) sedang dilanda isu rasis. Pasalnya, mereka baru saja merilis koleksi yang terinspirasi dari para wanita Afrika Amerika di zaman perbudakan.
Kemudian, D&G menamakan produk tersebut dengan sebutan slave sandal.
Sontak, para pecinta mode dunia pun merasa keberatan dengan aksi promosi yang dilakukan oleh D&G tersebut.
Slave sandal yang memiliki makna sandal bundak dalam bahasa Indonesia, memang memiliki konotasi yang negatif.
Entah mengapa D&G memilih nama tersebut untuk koleksi sandal cantik. Sebab, sandal bertali ini hadir dalam aksen hiasan pom pom, kaca, dan kristal yang indah.
Para netizen pun tak habis pikir dengan pemberian nama pada sandal 1.350 dollar AS atau setara dengan Rp 19 juta, mereka mengecam lewat media sosial Twitter.
"Jadi, tak adakah di Dolce & Gabbana yang berpikir pemberian nama sepatu 'the slave sandal;' adalah ide yang buruk?" tulis seorang pengguna Twitter bernama Elizabeth Paton.
Kemudian, ada pula @cocosteaparty yang menulis, "Maafkan aku, tetapi apa yang salah dengan orang-orang ini?! Sungguh kalimat ini mengejutkanku,".
Silvita Agmasari/Kompas.com