TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa kini, hubungan antaranggota keluarga semakin kompleks, sementara keluarga modern umumnya menganut paham demokrasi sehingga setiap anggota keluarga memiliki kebebasan mengungkapkan keinginan masing-masing.
“Di jaman modern saat ini, ada keluarga yang mengalami kesulitan dalam memulai komunikasi dengan sesama anggota keluarganya,” kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi., Psikolog Universitas Indonesia, pada acara peluncuran kampanye I Klop U, di Jakarta (02/06).
Dampak dari fenomena ini adalah komunikasi yang renggang sehingga keinginan masing-masing anggota keluarga menjadi tidak klop.
Meskipun keinginan yang berbeda-beda merupakan hal yang wajar namun sayangnya berpotensi memicu konflik.
Kondisi ini diperparah era digital yang berpotensi memicu konflik karena masing-masing anggota keluarga terlalu sibuk dengan gadgetnya.
"Komunikasi langsung yang hangat dan terbuka sangat dibutuhkan oleh keluarga modern untuk mengklopkan beragam keinginan dari anggota keluarga," katanya.
Dalam menghadapi konflik-konflik yang muncul di dalam keluarga, Vera menjelaskan, ada beberapa cara untuk mengklopkan keinginan dari masing-masing anggota keluarga.
Pertama, saat hendak memulai sebuah aktivitas berkomunikasi diperlukan medium yang berfungsi sebagai ice-breaking, misalnya, menggunakan snack.
Kedua, saat komunikasi sudah mulai cair, selanjutnya adalah mencari win-win solution untuk mengklopkan keinginan masing-masing anggota keluarga.
Ketiga diperlukannya family time yang dilakukan secara rutin.
"Jika ketiga hal di atas dilakukan, diharapkan akan tercipta komunikasi yang baik, hangat, santai, dan terbuka dalam keluarga sehingga dampak negatif dari konflik dapat diminimalisir," katanya.
Meneruskan pembahasan mengenai pengelolaan konflik dalam keluarga, Vera memberikan tips bahwa konflik dalam keluarga dapat dikelola dan diminimalisir dampak negatifnya salah satunya dengan cara melakukan family time secara rutin agar keluarga tetap klop.
“Family time merupakan waktu yang dihabiskan bersama keluarga dimana semua anggota keluarga secara bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas interaktif yang menyenangkan,” katanya.
Untuk melakukan family time tidak perlu mahal, yang penting menyenangkan dan berkesan.
Vera mencontohkan kegiatan family time yang sederhana, seperti bermain kartu, bermain ular tangga, melakukan tugas rumah tangga bersama (membersihkan rumah, memasak, dan lain-lain).
Bisa pula membaca buku cerita (salah satu membacakan yang lain mendengarkan), jogging atau olahraga bersama, menonton film, dan lain-lain.
"Tentunya semua aktivitas ini akan lebih asyik jika dilakukan sambil menikmati makanan atau snack favorit keluarga," katanya.
Mengingat besarnya manfaat family time tersebut bagi pengelolaan konflik dalam keluarga, maka Klop cookies meluncurkan kampanye I Klop U.
“Klop cookies percaya bahwa komunikasi yang baik dalam keluarga harus dijaga, salah satunya melalui momen family time. Inilah yang mendasari Klop cookies meluncurkan kampanye I Klop U,” kata Harianus Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication OT.
I Klop U adalah sebuah kalimat yang mengungkapkan persetujuan dan mempertegas adanya kesepahaman antar anggota keluarga.
Ketika setiap anggota keluarga saling mengatakan I Klop U satu sama lain berarti konflik dalam keluarga tersebut telah diselesaikan dengan baik.
“Melalui kampanye I Klop U, Klop cookies berharap keluarga Indonesia makin klop dan harmonis,” tutup Hari.