- Dermatitis kontak
Iritasi kulit ini disebabkan oleh alergi produk tertentu, seperti parfum, lubrikan, bercukur, dan juga kondom.
Selain gatal, keluhan lain adalah kulit jadi kemerahan, bengkak, dan terasa tebal.
Jika Anda sering mengalami iritasi pada kulit vagina, gunakan produk hipoalergenik, mulai dari sabun, sampo, hingga sabun cuci.
Hindari pula mencukur rambut pubis.
- Eksim atau psoriasis
Masalah kulit seperti eksim atau psoriasis merupakan penyebab kulit genital gatal dan kemerahan.
Bila Anda didiagnosis kedua penyakit kulit itu, gunakan produk salep steroid yang ringan untuk meredakan rasa gatalnya.
- Infeksi menular seksual
Ada berbagai jenis infeksi menular seksual (IMS) yang menyebabkan organ kewanitaan gatal, mulai dari herpes, chlamydia, gonorhea, hingga kutu pubis.
Rasa gatal tersebut bisa berkembang menjadi rasa sakit dan terbakar.
Jika Anda mengalami rasa gatal di vagina dan disertai gejala IMS lain, seperti rasa terbakar saat berkemih, cairan vagina berbau busuk, atau ada luka di vagian, segera periksakan ke dokter.
- Hormon
Fluktuasi hormonal dapat terjadi kepan saja, terutama menjelang haid, saat hamil, menopause, hingga saat mengonsumsi pil KB.
Ketidakseimbangan hormon ini juga kerap menyebabkan vagina terasa gatal dan kering. (Kompas.com/Editor: Lusia Kus Anna/ Sumber: Womens Health)