TRIBUNNEWS.COM - Pada hari tertentu, otak Anda dapat memroses sekitar 70.000 pikiran dan 100 miliar neuron perlu menghubungkan lebih dari 50.000.0000.000.000 poin penghasil listrik yang cukup untuk menyalakan sebuah bola lampu.
Kejang adalah apa yang terjadi ketika ada kesalahan listrik di sistem itu.
Berikut adalah hal yang harus Anda ketahui tentang episode aktivitas otak yang abnormal yang menyebabkan serangan kejang, dimulai dengan fakta bahwa ini bisa terjadi pada siapa pun.
1. Anda tidak perlu menderita epilepsi untuk bisa kejang.
"Dalam situasi yang tepat, siapa pun dapat kejang," jelas Santosh Kesari, MD, PhD, seorang ahli saraf di John Cancer Wayne Institute di Santa Monica, California.
Kadang-kadang kejang terjadi pada penderita gangguan tidur berat, penggunaan obat jenis tertentu, atau menderita cedera otak. Rendahnya kadar gula darah dan serangan kecemasan juga dapat menempatkan Anda pada risiko kejang.
2. Kelompok usia senior adalah segmen epilepsi yang tumbuh paling cepat.
Dalam kasus ini, agak sulit mendiagnosa epilepsi karena tanda-tanda seperti kebingungan, hilang kesadaran, dan mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada, bisa meniru demensia. Ini semakin umum terjadi pada usia 65 ke atas.
3. Serangan kejang bisa berbeda-beda pada tiap orang.
Anda mungkin membayangkan kejang itu berarti seseorang gemetar, menggelepar kemudian pingsan. Memang ada yang demikian dan kejang seperti itu disebut kejang grand mal.
Tetapi, ada juga kejang parsial yang terbatas pada satu bagian dari otak dan tidak menyebar ke seluruh tubuh Anda, kata Kesari.
4. Kejang dapat memengaruhi kehamilan.
Wanita dengan gangguan kejang lebih berisiko memiliki bayi dengan cacat lahir. Mengalami kejang saat Anda sedang hamil berpotensi membahayakan bayi Anda.
Mengonsumsi obat antiepilepsi tertentu dapat membantu mengurangi risiko kejang. Konsultasikan ke dokter obat apa yang aman untuk kehamilan Anda.
5. Anda mungkin bisa menghentikan kejang sebelum itu terjadi.
Beberapa orang dengan epilepsi selalu sedia obat penyelamat yang dapat mengurangi atau mencegah terjadinya serangan kejang (tanyakan hal ini kepada dokter Anda).
Ada juga yang menggunakan stimulator saraf vagus. Gadget ini memancarkan impuls listrik ke otak pada awal kejang, seperti alat pacu jantung yang mengatur irama jantung yang tidak teratur.
Pengobatan kejang harus bersifat individual sesuai kondisi masing-masing orang," kata Kesari. (Lily Turangan, sumber: Prevention.com)