Laproran Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ketiga (24/10/2016) pegelaran mode bergengsi Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 semakin ramai.
Ada sesuatu yang berbeda yang tampil dipanggung acara yang telah berlangsung sebanyak sembilan kali itu.
Apa yang berbeda?
Pada show kedua JFW 2017 dihari ketiga ini, panggung yang biasanya dipenuhi rancangan para desainer senior dan ternama, kali ini digeser oleh para desainer muda pendatang baru.
Mereka adalah Easlyn Ong, Jo Helen, Silvia Ho, Yohanaline, dan Yunita Gunawan yang menampilkan mode busana dengan konsep beragam dan berbeda.
Kelima desainer tersebut berada dibawah naungan perancang busana senior Abineri Ang, yang sejak tahun 2000 lalu mendirikan tempat pelatihan untuk mereka yang ingin berburu ilmu perancang mode.
Easlyn Ong membuka peragaan busana dengan sangat manis dengan konsep 'The Rising Angel' dengan menampilkan delapan busana terbaiknya.
Kedelapan busana berupa gaun dengan warna-warna hitam dan putih yang mendominasi, dipadukan dengan bulu dan hiasan kristal yang membuat gaun semakin megah, yang dipercantik dengan hiasan kepala (headpiece).
Selanjutnya dengan tema 'Once Upon A Time', Sylvia Ho hadir dengan warna-warna busana yang lebih lembut seperti peach, putih, pink.
8 busana yang ditampilkan banyak menggunakan bahan silk yang membuat baju terlihat ringan saat digunakan dengan detil floral hampir diseluruh busana yang ditampilkan.
Setelah dua muridnya unjuk gigi, Abineri Ang tidak ketinggalan memamerkan busananya dengan tema 'The Art Of Black', dengan tampilan looks yang sangat menarik mata.
Busana terlihat seksi dengan dipadu oleh para model yang mengenakan wig rambut model keriting.
Show dilanjutkan dengan busana dari Yohanalina yang cuttingan yang tegas dan perpaduan warna-warna terang seperti merah, pink dengan hitam, yang mengusung konsep 'Enchanted Jungle'.
Terakhir giliran Jo Helen dengan tema 'Once Upon A Time', 8 busana yang ditampilkan merupakan gaun pengantin yang diterlihat lebih tegas dibag2ianq atas dengan detil bunga. Belahan cuttingan pun memberikan kesan kuat pada orang yang mengenakannya.
Abineri Ang berharao kelak tempat pelatihan merancang yang dipimpinnya dapat membuat busana yang sesuai dengan keinginan umum
"Pada akhimya nanti, kami berusaha mencetak pelajar secara mandiri dapat membuat konsep mode, design, pola dan menyatakannya melalui berbagai kemampuan grafis seperti gambar teknik, ilustrasi, iklan dan melalui baju yang dibuat untuk segmentasi pasar," ujat Abineri Ang.