TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu hal yang sering menjadi perhatian wanita di dunia kerja adalah menyeimbangkan kehidupan kerja dan keluarga.
Seringkali kedua hal ini begitu bertolak belakang sehingga wanita terpaksa harus membuat keputusan yang sulit.
Namun, sebuah riset terbaru oleh Accenture Indonesia, perusahaan jasa konsultan profesional, yang dipaparkan di Jakarta, Jumat (10/3/2017) mengungkapkan menjadi seorang ibu ternyata tidak menghambat karier wanita Indonesia.
Para peneliti dari riset yang bertajuk Menuju Kesetaraan 2017: Leading in the New tersebut melakukan survei terhadap 28.000 pria dan wanita di 29 negara, termasuk Indonesia.
Mereka lalu mengategorikan responden ke dalam tiga grup, yaitu fast track untuk orang-orang yang mencapai tingkat manajer dalam waktu lima tahun, rata-rata, dan lambat.
Ternyata, hanya 18 persen dari wanita fast track yang tidak memiliki anak. Proporsi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kategori rata-rata (35 persen) dan lambat (30%).
Bahkan, proporsi ibu dengan tiga anak atau lebih di kategori fast trackjuga lebih tinggi dibandingkan dengan kategori rata-rata dan lambat.
Nah, apa yang membuat wanita-wanita ini sukse berada di fast track?
Accenture Indonesia menemukan bahwa satu karakteristik wanita fast track yang menonjol, yaitu keinginan untuk meningkatkan kemampuan mereka di bidang teknologi yang lebih kuat dibandingkan mereka yang berada di kategori rata-rata atau pun lambat.
Dewi T Saleh, Senior Manager dan Inclusion and Diversity Lead di Accenture, dan Chitrawati Juganda, Senior Manager dari Accenture, mengatakan, ada anggapan menjadi seorang ibu membuat wanita menjadi malas untuk mempelajari dunia digital. Survei membuktikan bahwa hal ini salah.
Mereka melanjutkan, semakin kita punya anak, justru kita semakin ingin belajar karena tidak mau ketinggalan dari anak.
(Shierine Wangsa Wibawa/kompas.com)