Atas tawaran tersebut, para kreditur menilai proposal tersebut masih jauh dari harapan dengan menawarkan waktu pembayaran yang cukup lama.
Apalagi diketahui, sejak berstatus PKPU sudah ada beberapa produk yang menarik Gagan Indonesia sebagai salah satu distributornya, salah satunya yakni Quiksilver (sekarang dibawah naungan PT Quiksilver Indonesia), dan baru-baru ini, Vans. Jadi begitu duduk persoalannya.
Selain pernah bekerja sama dengan Quiksilver dan Vans, Gagan Indonesia juga cukup lekat berhubungan bisnis dengan brand seperti Adidas, Bebe, Ted Baker, dan Promod di Indonesia.
Balik lagi soal urusan bisnis dan utang piutang Gagan Indonesia, para kreditur juga menilai penawaran Gagan Indonesia juga tidak realistis.
Sebab, perusahaan nggak mencari investor untuk melanjutkan usaha, tetapi masih mengandalkan aset perusahaan yang ada.
Tapi disisi lain, nilai aset perusahaan terbilang jauh dari total utang perusahaan yang senilai Rp 281,41 miliar dari 50 kreditur.
Saat dikonfimasi tim, salah satu kurator Gagan Indonesia Emi Rosminingsih mengatakan total aset perusahaan yang saat ini diketahui hanya senilai Rp 80,39 miliar. Aset itu di antaranya inventori barang Rp 51,21 miliar dan piutang Rp 3,17 miliar.
Adapun kreditur Gagan Indonesia itu antara lain RSH Holdings Rp 201,34 miliar, PT Adidas Indonesia Rp 13,31 miliar dan PT Quiksilver Indonesia Rp 7,05 miliar, dan Bank Standrad Chatered Indonesia sekitar Rp 28 miliar.
Adapun keseluruhan kreditur itu merupakan konkuren alias tanpa jaminan.
Wah, semoga aja produk-produk Vans dan brand-brand keren lainnya masih bisa kita dapetin di Indonesia, ya. Syukur-syukur, kalo ada distributor resmi baru.