TRIBUNNEWS.COM - Bulan Muharram atau dalam istilah penanggalan jawa disebut bulan suro merupakan bulan yang bersejarah bagi umat Islam.
Karena itu, umat Islam disarankan untuk memperbanyak menjalankan ibadah pada bulan tersebut.
Terutama ibadah puasa pada tanggal 10 muharram (Assyura).
Puasa Assyura
Dikutip dari NU Online, Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa.
Nabi Muhammad juga ikut mengerjakan puasa tersebut.
Bahkan setelah Nabi berhijrah ke Madinah, beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat turut pula berpuasa.
Baca: 7 Peristiwa Besar Umat Islam yang Terjadi Pada 10 Muharram
Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:
مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ
“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)
Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura.
Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:
هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ