Kata orang salah satu ciri khas generasi milenial adalah suka hidup nyaman meski berpenghasilan terbatas.
Ini tentu tak bisa terlepas dari sifat mereka yang lebih mementingkan kebutuhan dan keinginan. Mereka mengutamakan keinginan ketimbang kebutuhan, semisal lebih suka traveling, nonton konser, atau makan di restoran.
Jika kamu salah satunya, coba pikirkan kembali. Faktanya, biaya untuk memenuhi keinginan tersebut pastinya naik tiap tahun karena faktor inflasi.
Nilai uang Rp1,5 juta untuk membeli sesuatu tahun ini, misalnya, 10 tahun lagi mungkin membutuhkan uang Rp3,9 juta untuk membeli barang yang sama.
Bukan hanya fakta di atas saja, dilansir dari situs rumah123, menurut perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie ada tiga kesalahan milenial dalam mengelola keuangannya. Apa aja itu?
Lebih Memilih Pengalaman dibandingkan Punya Aset
Banyak milenial yang tak suka membeli aset semisal rumah. Milenial lebih suka membelanjakan kelebihan uangnya untuk pengeluaran berbasis pengalaman ketimbang berbasis aset, semisal liburan, nonton konser musik, dan makan di restoran.
Bahkan, pengeluaran para milenial untuk makan di restoran porsinya paling besar dari penghasilan dibanding generasi sebelum mereka.
Tak Punya Dana Pensiun
Saat ini milenial tak mengalokasikan cukup uang untuk masa depan (dana pensiun). Buat mereka masa pensiun belum terbayangkan dan masih jauh perjalanannya buat mereka.
Padahal jika dipikir-pikir, kalau usia pensiun adalah 55 tahun, maka milenial masih punya waktu setidaknya 18 tahun bahkan lebih untuk mempersiapkan dana pensiun.
Memang terlihat masih lama, tapi sebenarnya kalau kamu sebagai milenial menyiapkan dana pensiun sejak dini, maka nilai investasi dari dana pensiun akan lebih besar ketimbang menunda terus untuk berinvestasi.
Merasa Proteksi Tak Terlalu Penting
Milenial melupakan pentingnya proteksi dalam perencanaan keuangannya. Banyak kejadian yang berdampak pada kondisi finansial meskipun kamu masih muda, seperti sakit kritis, kecelakaan, bahkan mati muda.