Kalau kamu menyepelekan faktor risiko tersebut, bisa saja dana yang sudah terkumpul dalam aset investasi akhirnya lenyap saat kejadian tak terduga tersebut terjadi.
Oleh sebab itulah, selain harus mulai berinvestasi, kamu pun sekaligus harus memiliki proteksi (asuransi).
Jika sudah tahu tiga kesalahan di atas, lantas apa yang harus dilakukan? Idealnya saat ini kamu bisa melakukan investasi.
Secara berkala sisihkanlah 10 persen dari penghasilanmu, dan jika kamu masih lajang ada baiknya minimal mengalokasikan 15 persen dari penghasilan.
Terasa berat? Jika iya, coba pikirkan kembali. Kalau kamu tak membeli kopi favorit atau kopi impor setidaknya empat kali dalam sebulan, kemudian uangnya kamu tabungkan, paling tidak kamu sudah memiliki uang sekitar Rp200.000 untuk berinvestasi.
Kalau dana Rp200.000 itu kamu investasikan ke dalam dana kelolaan berbasis saham selama 20 tahun ke depan, misalnya, maka potensi pengembangan dana ini bisa mencapai Rp200 juta.
Jumlah yang sangat besar bukan? Itu pun baru empat kali biaya ngopi, belum kalau 10 kali, 20 kali, dan seterusnya.
Coba bayangkan berapa nominal uang yang terkumpul. Bahkan saking besarnya uang tersebut bisa membuat kamu membeli rumah! Dengan begini tentu investasi tak terasa sia-sia dan berat. (*)