News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bagaimana Cara Orangtua Didik Anak Agar Tak seperti Pemuda yang Rusak Motornya Saat Ditilang Polisi?

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemotor enggak terima ditilang dan ngamuk di Tangerang Selatan, Kamis

TRIBUNNEWS.COM - Video yang menunjukkan ulah seorang pria merusak motor yang dikendarainya karena ditilang polisi sempat viral di media sosial. 

Padahal, pria itu memang salah. Sebab, ia mengendarai motor tanpa pakai helm, tidak membawa surat kendaraan, dan melawan arus pula.

Bukannya menerima konsekuensi karena kesalahannya, pria itu malah ngamuk saat ditilang.

Dikutip dari Psychology Today, perilaku amarah yang berlebihan bisa jadi adalah bawaan sejak kecil. Musababnya, ia tidak dibiasakan menghadapi hal-hal yang memicu amarahnya dengan tenang.

Ada bagian dalam otak yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ancaman dan mengirimkan sinyal agar kita mengambil langkah untuk melindungi diri.

Baca: Pengendara Ngamuk Rusak Motor, Wanita yang Dibonceng Menangis :Udah, Sayang Udah

Bagian bernama Amingdala tersebut bertugas membuat kita bereaksi dan ada pula Korteks Prefrontal yang terletak tepat di belakang dahi kita berfungsi untuk menjaga emosi dalam proporsi normal.

Saat kita mengamuk tanpa kendali tandanya Korteks Prefrontal gagal menghentikan Amingdala sehingga emosi justru semakin menjadi-jadi.

Apabila kita memiliki sistem manajemen emosi yang baik, hal itu tidak akan terjadi.

Untuk itu, sistem manajemen emosi atau pengendalian emosi ini perlu ditanamkan sejak kecil pada anak-anak agar ia dapat mengendalikan emosinya hingga dewasa nanti.

Anda sebagai orangtua bisa mendidik ai kecil mengenai sistem manajemen emosi ini dengan beberapa cara.

1. Bicara

Biasakan dengan tenang mintalah si kecil menjelaskan apa yang menyebabkannya menjadi sangat marah. Membicarakan masalah dapat membantu si kecil mengatasi amarah dan menenangkan diri.

Jika si kecil tidak ingin membicarakannya langsung dengan Anda, ia mungkin merasa nyaman "berbicara" dengan hewan peliharaan, boneka, atau teman khayalannya.

2. Kegiatan fisik

Saat marah, si kecil mungkin akan meluapkannya dengan menginjak-injak kaki mereka, meninju bantal, merusak barang, melempar, atau berteriak.

Salurkan energi yang meluap-luap tersebut dengan ajak si kecil berjalan-jalan sebentar ke luar. Anda juga bisa dorong si kecil untuk melakukan hal-hal yang ia sukai seperti menggambar atau membaca.

Ini dapat membantu si kecil memfokuskan kembali pikirannya dan menyalurkan energi amarahnya dengan cara yang baik.

3. Berikan kasih sayang

Anda orangtua jangan justru membalas bentakannya dan ikut marah, tapi beritahu si kecil kalau Anda benar-benar peduli dengan situasi dan perasaannya.

Balita dapat dihibur dengan kehadiran fisik Anda, seperti halnya si kecil yang lebih besar ketika menghadapi situasi yang membuatnya frustrasi.

Ajak si kecil duduk dan berikan pelukan untuk membuatnya merasa dicintai dan diterima.

4. Berikan contoh yang baik

Ini penting karena si kecil selalu meniru apa yang dilakukan orang dewasa, cara Anda menangani kemarahan dan frustrasi pun akan memengaruhi cara si kecil menghadapi hal yang sama.

Lakukan sesuatu yang menenangkan Anda atau menjauh dari situasi yang membuat frustrasi sejenak, sehingga si kecil melakukannya juga saat marah.

Saat si kecil berhasil menghadapi kemarahannya, jangan lupa berikan senyuman dan katakana kalau ia telah melakukan perilaku yang baik.

Biarkan si kecil tahu kalau Anda selalu memperhatikan ketika dia menghadapi kemarahannya dengan cara yang positif.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini