News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seni Mewarnai Sebagai Media Terapi Penuh Kegembiraan Pulihkan Kasus Trauma

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seni mewarnai bisa menjadi sarana atau media terapi penuh kegembiraan untuk pulihkan kasus trauma

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernahkah anda membayangkan kata seni? Terbayang seniman gondrong yang sedang melukis, dengan alunan musik.

Ternyata seni, tidak hanya terbatas pada ekspresi oleh seniman yang dituangkan dalam hasil karya yang mempesona dalam bentuk lukisan atau mewarnai namun dapat juga digunakan sebagai media terapi.

Tidak kalah dari teknik lainnya, justru seni mewarnai sebagai terapi memiliki kelebihannya tersendiri.

Sebenarnya penggunaan seni sebagai media terapi sudah mulai berkembang sejak tahun 1930-an di mancanegara.

Penggunaannya cukup sering tampil pada penanganan kasus trauma.

Seseorang yang pernah mengalami peristiwa traumatik seringkali merasa terguncang jiwanya bahkan jauh setelah peristiwa buruk berlalu.

Baca: Proyektor Epson Mewarnai Konser “1 Hati 1 Cinta” Armand Maulana dan Dewi Gita

Pada kasus trauma, seringkali sangat sulit untuk menceritakan rincian pengalaman traumatiknya.

Ketika bercerita, seseorang menjadi mengingat kembali pengalamannya, dan merasakan seolah pengalaman itu terulang kembali.

Penghindaran atau rasa ingin cepat-cepat kabur dari sesi terapi sering terjadi karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan dirinya.

Rasa ngeri, takut, cemas bercampur aduk sehingga menghambat proses terapi.

Saat terapi dengan media seni mewarnai sedang berlangsung, seseorang diminta untuk menuangkan pikiran, ingatan, emosi, dan apapun yang sedang dirasakannya ke dalam sebuah terapi seni mewarnai (umumnya melibatkan perlengkapan seperti kertas sebagai alas, cat, pensil warna, krayon sebagai alat gambar).

Saat anak berproses membuat sebuah terapi seni mewarnai dengan penuh kebebasan berekspresi, mereka juga bebas dari penilaian bagus atau jeleknya karya itu maka pada saat itulah ia sedang merefleksikan dirinya.

Keseruan menggunakan seni mewarnai dalam proses terapi sesungguhkan merupakan senjata ampuh ketika terapis berhadapan dengan anak-anak, namun seiring berjalannya waktu, ternyata bukan hanya anak yang menikmati seni mewarnai sebagai media terapi, tetapi orang dewasa juga merasakan manfaatnya.

Karakter terapi seni mewarnai menyediakan wadah ekspresi yang bebas, tanpa penghakiman, dapat melibatkan warna-warna ceria, dan mendorong keaktifan koordinasi mata dan gerak anggota badan lainnya menjadikan proses terapi lebih dinamis dan tidak melulu diisi dengan kegiatan berbincang.

Baca: Sudjiwo Tedjo Ibaratkan Debat Capres Kedua Seperti Pameran Lukisan Abstrak, Tak Menjelaskan Apapun

"Oleh sebab itulah, terapi berbasis seni visual cenderung lebih disukai, sehingga membantu kelancaran proses terapi secara keseluruhan," kata Muhammad Agus Syafii selaku Ketua Rumah Amalia

Muhammad Agus Syafii mengatakan, terdapat pertimbangan ketika memilih terapi seni untuk menangani kasus trauma.

"Terapi seni mewarnai menyediakan wadah untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, tekanan dalam diri, maupun emosi yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata," katanya.

Seni mewarnai sebagai media terapi ini sangat membantu untuk beranjak maju semakin mendekati tujuan terapi dengan kondisi psikologis yang lebih nyaman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini