Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) mengumumkan para pemenang lomba lukis UOB Painting of the Year 2019 Indonesia di Museum Nasional, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).
Lomba tersebut diikuti oleh ribuan seniman Indonesia kemudian karyanya diseleksi menjadi 50 karya terbaik. 50 karya terbaik pilihan dewan juri UOB Paniting of the Year 2019 dipamerkan di Ruang Temporer Museum Nasional.
"UOB Painting of The Year memasuki tahun ke-9 di Indonesia. Di tingkat Asia sudah tahun ke-38. Ini perhelatan seni yang cukup membanggakan, pemenang terbaik di Indonesia akan bersanding dengan negara lainnya. Selama 9 tahun Indonesia sudah 5 kali menang di tingkat internasional," Head of Corporate Communication PT Bank UOB Indonesia, Maya Rizano.
"Kami terus akan menjalankan ini secara konsisten sebagai komitmen UOB dukung panggung seni di Indonesia," tambahnya.
Baca: Hujan Disertai Petir Hari Ini Diperkirakan Akan Terjadi di 11 Provinsi
Ketua Dewan Juri UOB POY 2019 Agung Hujatnikajennong menjelaskan, jenis karya yang diserahkan para seniman beragam, mulai dari lukisan di atas canvas, gambar, karya seni rupa hingga karya tekstil. Selain itu, dewan juri mempertimbangkan pesan dari sebuah karya seni.
Baca: UU Hasil Revisi Berlaku, Bisakah KPK Tetap Jalankan Tugas Pemberantasan Korupsi?
"Seniman Indonesia peduli aspek representasi yang harus mewakili pesan dan narasi. Ini yang kami cari representasi apa yang paling mendesak untuk disampaikan mulai lingkungan, gender dan lainnya," jelasnya.
Peraih penghargaan UOB Painting of The Year 2019 adalah Anagard untuk karyanya yang berjudul “Welcome Perdamaian, Goodbye Kedengkian”.
Baca: Keluarga Janda di Sragen Hajatan Nikahkan Anaknya, Tak Ada Tetangga yang Datang Hanya Gara-gara Ini
Perupa graffiti yang berusia 35 tahun dari Padang, Sumatera Barat, mengungkapkan gagasan karya yang terkait semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
Ia mengajak masyarakat untuk bertoleransi dan menerima perbedaan suku, kebudayaan dan kepercayaan, serta mencerminkan komitmen kuat bangsa Indonesia agar saling menghargai, saling menghormati dan menjaga perdamaian dalam bermasyarakat.
Karya pemenang ini dipilih dari empat finalis untuk kategori Perupa Profesional kompetisi UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia).
Anagard mengaku terinspirasi oleh sebuah rumah ibadah yang dikenal sebagai Bukit Rhema di Magelang, Jawa Tengah, di mana pengunjung dari berbagai negara dan latar belakang datang untuk mengeksplorasi spiritualitas diri.
Lukisan tersebut menggambarkan arsitektur unik dari rumah ibadah Bukit Rhema, yang memiliki atap berbentuk kepala merpati sebagai simbol perdamaian, untuk merepresentasikan multikulturalisme dan toleransi di Indonesia.
“Keberadaan Bukit Rhema menegaskan prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dengan semangat memelihara keselarasan, persatuan dan perdamaian Indonesia di tengah masyarakat yang beragam. Sebagai perupa profesional, saya ingin secara bebas mengekspresikan perlunya memiliki kesadaran dan apresiasi terhadap pluralisme yang sesuai dengan semboyan bangsa kita," kata Anargard.