TRIBUNNEWS.CON, JAKARTA - Mengusung tema Duichen, fashion designer Lala Hanafi (LH) menggebrak panggung Jakarta Fashion Week 2019 dengan beragam model koleksinya yang spektakuler. Dalam event kali ini, Lala Hanafi menampilkan beragam model busana yang terinspirasi dari lukisan karya Lu Jianjun pada tahun 1960.
Lu Jianjun, seniman yang berlatar belakang Tionghoa, memang mempercayai bahwa simetri dapat merepresentasikan keseimbangan dan keabadian yang memberikan keharmonisan dan keindahan bagi umat manusia.
“Dalam koleksi kali ini, saya mengambil judul Duichen dari bahasa Mandarin, yang berarti simetri,” kata Lala Hanafi kepada wartawan di acara Jakarta Fashion Week yang dihelat di Senayan City sejak 20 Oktober 2019.
Brand LH yang didirikan pada 9 Desember 2018 merupakan singkatan dari nama Lala Hanafi, fashion designer yang juga pendiri brand ini. Segmen terbesar brand LH menyasar kalangan wanita usia 25-35 tahun di kota-kota besar di Indonesia.
“Kami fokus dalam mendesain dan menciptakan pakaian muslimah yang nyaman dipakai dengan model yang cantik dan elegan serta inline dengan perkembangan zaman, tetapi tetap Islami,” tutur fashion designer yang ingin menginspirasi para muslimah untuk berhijab ini.
Menurut Lala Hanafi, muslimah yang berhijab tetap dapat tampil percaya diri tanpa harus meninggalkan identitas ke-Islamannya. “Saya berharap koleksi saya menjadi salah satu jalam pembuka untuk orang mendapatkan hidayah,” ujarnya.
Apa yang diungkapkan Lala Hanafi itu identik dengan koleksi busana yang dia tampilkan di ajang Jakarta Fashion Week 2019. Seperti karya lukis Lu Jianjun, Lala Hanafi juga meyakini keseimbangan simetris tidak selalu harus terlihat identik, tetapi dapat juga terlihat seimbang ketika setiap segmen tata letak memeiliki jumlah dan konfigurasi yang kira-kira sama.
“Dengan menerapkan hal ini ke dalam busana, setiap look akan terlihat lebih kasual, dinamis, dan tidak monoton,” ujar desainer yang mengusung brand LH sejak 9 Desember 2018 ini.
Lebih jauh Lala Hanafi menjelaskan, beragam koleksinya yang ditampilkan dalam ajang ini menggunakan warna-warna rustic seperti ivory, abu-abu, dan coklat.
Dalam karya-karyanya tersebut, perpaduan elemen tradisional Tionghoa dan elemen moderen sangat kental terlihat pada kombinasi kain-kain batik Cirebon, katun, dan linen. Kombinasi itu diolah dengan teknik quilt dan bleaching.
“Sangat cocok dengan style casual chic yang diusung dalam Duichen,” kata Lala Hanafi optimistis. Dia yakin beragam koleksinya tersebut akan mampu menarik minat beli para pecinta busana muslim.
Apalagi siluet O, H, dan I dalam koleksinya membentuk sebuat look yang anggun dan modest dengan unsur beauty seperti wanita-wanita bangsawan misterius yang digambarkan Lu Jianjun pada lukisannya.