Bukan Asli Plasenta, Tapi Dari Sayuran
Sejumlah klinik kecantikan terang-terangan menggunakan istilah sel punca atau stem cell.
Selain menggunakan plasenta, adapula klinik kecantikan yang menggunakan sel punca domba atau sayur mayur.
Tentu ini sebuah istilah yang kontradiktif jika menilik penjelasan maupun kegunaan stem cell yang dijelaskan dalam Permenkes 32 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Sel Punca dan/atau Sel.
Ia mengakui, penggunaan sel punca dalam bidang kecantikan memang belum diatur dalam regulasi.
Produk yang beredar juga masih cukup terbatas, bahkan tidak sedikit merupakan bahan selundupan alias tidak mengantongi izin.
"Memang tidak ada regulasinya buat kecantikan. Soalnya itu tidak bisa di BPOMin juga karena kan bahan organik. Kebanyakan barangnya impor, lokal juga ada tapi sangat terbatas," ujar dr Chandra dihubungi pada Rabu (15/1/2020).
dr Chandra menyebut, banyaknya klinik kecantikan yang memberikan layanan stem cell tidak lebih dari faktor latah demi bisnis saja.
Menurutnya, keaslian sel punca yang ditawarkan setiap klinik juga harus diuji lebih lanjut. Bahkan, ia menyebut, banyak bahan yang kemudian dilabeli dengan stem cell hanya untuk kepentingan "jualan" semata.
"Banyak yang klaim-klaim saja. Stem sell kalau dibotol itu namanya bukan stem cell, itu namamya sel terapi. Apalagi yang stem cell sayur atau buah apel dan anggur itu jelas bukan stem cell. Cuma nama stem cell untuk jualan saja," jelasnya.
Praktik ilegal
Aturan mengenai stem cell sudah diatur jelas dalam Permenkes yang dimaksud di atas. Dalam permenkes tersebut, tidak disebutkan sebuah klinik kecantikan melakukan upaya mendapatkan, mengelola atau melayani pasien dengan metode stem cell.
Penggunannya pun dalam aturam itu, hanya digunakan untuk sejumlah penyakit maupun untuk kepentingan riset.
Dengan kata lain, dr Chandra sepakat jika praktik penggunaan stem cell di klinik kecantikan bisa dikatakan ilegal.