Bronkiolus merupakan saluran udara kecil yang mengirimkan udara ke bagian dalam sebuah dinding paru-paru.
Risiko Lain dari Vapor
Dokter Joko juga menyebutkan beberapa risiko lain soal bahaya rokok elektrik bagi tubuh.
"Rokok elektrik juga memiliki risiko yang sama dengan rokok biasa, antara lain meningkatkan darah tinggi, diabetes, dan jantung," ujarnya.
Menurut Joko, cairan yang terkandung dalam rokok elektrik memiliki kandungan nikotin, cairan tersebut juga terkandung dalam rokok biasa.
Menurut Joko, nikotin ini memicu berbagai penyakit.
"Nikotin mengakibatkan kerusakan pembuluh darah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi dan mengganggu kerja jantung," ungkapnya.
Nikotin juga disebut Joko dapat meningkatkan risiko diabetes.
"Ada risiko terkena diabetes atau kencing manis," ungkapnya.
Selain itu, jika anak-anak menjadi perokok elektrik, akan mengakibatkan penurunan daya ingat.
"Rokok elektrik dapat menurunkan daya ingat pada anak-anak, berdasar penelitian, kandungan rokok elektrik dapat membuat penurunan daya ingat."
"Hal ini karena menghambat aliran darah ke otak," ujarnya.
Joko juga mengungkapkan, sisi psikologis perokok elektrik bisa terkena dengan kecanduan terhadapnya.
"Rasa kecanduan yang mengakibatkan perokok eletrik menjadi stres, mudah marah, dan sulit tidur," ujarnya.
Meski vapor banyak disebut lebih aman dari rokok biasa, Dokter Joko mengungkapkan alangkah lebih baiknya jika berhenti merokok, baik rokok biasa maupun elektrik.
"Jadi amannya adalah berhenti merokok. Bagaimana caranya? Bisa berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas terdekat," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)