Terlepas dari itu, dia tidak mempermasalahkan perangkat apa yang dipakai untuk bisa menghasilkan foto yang oke.
“Foto dapat diambil dengan menggunakan kamera DSLR, kamera pocket, atau handphone,” ujar Sasha. “Saat ini handphone lebih praktis dan digunakan hingga 85% oleh pemotret. Mengambil gambar dengan menggunakan HP juga lebih mudah dari sisi etika. Misal daripada memotret orang dengan menggunakan DSLR,” paparnya.
Pegiat organisasi Masyarakat Fotografi Indonesia ini pun memberikan enam tips sederhana dalam fotografi travel.
Pertama, lakukan riset sebelum melakukan perjalanan.
Misalnya, apakah lokasinya nanti di pantai atau gunung, panas atau hujan. Kedua, membuat foto proses, yaitu proses dari titik A ke titik B. Misalnya, saat naik kapal laut atau pemandangan dalam perjalanan, atau saat menggunakan alat pengaman diri. Ketiga, membuat foto establishment spot (foto lokasi).
“Keempat, belajar menulis dengan prinsip bahwa kata hanyalah mengisi gap dari foto-foto yang ada. Kelima, ambil angle low level atau high level,” tutur Sasha.
“Keenam, foto sequence. Yaitu foto urut-urutan dari sebuah proses.”
“Misal foto 1 booth penjual makan, foto 2 proses memasak, foto 3 saat makanan disajikan. Foto ini akan bercerita secara dinamis tanpa banyak kata,” katanya.