Memendam hanya akan menyebabkan pertengkaran fisik.
Dorong anak Anda untuk melampiaskan emosi negatif mereka ke bantal atau mainan, melukis gambar yang mencerminkan perasaan mereka, atau menggambarkan perasaan mereka menggunakan kata-kata.
7. "Gitu aja kok nangis."
Jangan meremehkan masalah anak Anda.
Mungkin itu bukan hal sepele mereka, bahkan jika itu hanya mainan yang hilang.
Saat mendemonstrasikan ketidakpedulian terhadap anak-anak Anda, Anda mungkin pada akhirnya kehilangan kepercayaan mereka.
Ini dapat menyebabkan mereka tidak mempercayai Anda untuk meminta nasihat atau bantuan jika masalahnya benar-benar serius.
8. "Sini biar ibu/ayah bantu."
Kemampuan seorang anak untuk menentukan kapan mereka benar-benar membutuhkan bantuan dari luar dan kapan mereka dapat mengatasinya sendiri adalah salah satu keterampilan paling penting yang harus kita peroleh pada usia dini.
Banyak orang tua mendahului kebutuhan anak-anak mereka.
Misalnya, ketika membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah.
Padahal, mereka bisa melakukannya sendiri.
Ketika mereka sudah dewasa, anak-anak kesulitan memulai sesuatu yang baru.
Sebab, mereka takut gagal.
9. "Jangan menyentuhnya, nanti rusak!"
Jika Anda terus mengulangi kalimat seperti ini, itu akan membuat anak Anda merasa terkekang dan sadar diri.
Setelah mendengar ungkapan ini, anak kemungkinan akan menjatuhkan dan memecahkannya karena tanpa sadar Anda telah mengaturnya.
Jika mereka sudah dewasa, mereka mungkin takut untuk membangun karir.
Mereka akan yakin bahwa tidak ada yang akan berhasil,
Dan karena itu, tidak ada gunanya untuk memulai sesuatu.
Jika Anda takut anak Anda akan merusak barang berharga, lebih baik katakan, “Hati-hati, ibu/ayah khawatir kalau pecah."
10. "Kamu pinter banget!"
Sekilas, kalimat ini mungkin tampak seperti cara yang baik untuk memuji seorang anak.
Namun, hal itu dapat membuat mereka berpikir bahwa tidak perlu melakukan banyak upaya untuk mencapai kesuksesan.
Sebab, mereka memiliki bakat atau kecerdasan alami.
Lebih baik, pacu usaha anak-anak daripada kelebihan mereka.
Misalnya, "Kamu sudah bekerja keras." atau "Ibu/ayah percaya kamu bisa melakukannya, karena kamu sudah menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk tugas ini."
11. “Ibu nggak apa-apa kok."
Ketika diliputi emosi, beberapa orang tua berpura-pura bahagia dan seolah baik-baik saja untuk melindungi anak dari kekhawatiran.
Namun, anak-anak merasakan emosi palsu dan itu membuat mereka takut.
Jika Anda menekan emosi negatif dan memanipulasi emosi positif, itu tidak hanya akan memperburuk kesehatan, tetapi juga hubungan Anda dengan buah hati.
Anda tidak harus memberi tahu anak Anda tentang segala sesuatu yang terjadi.
Namun, penting untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka tidak boleh malu dengan perasaan mereka sendiri.
12. "Jangan ngomong dengan orang asing."
Ini konsep yang terlalu rumit bagi anak-anak kecil.
Selain itu, mereka mungkin mulai menjauh dari semua orang asing, termasuk orang-orang yang sebenarnya ingin membantu.
Daripada melarang anak Anda berbicara dengan orang asing, lebih baik jelaskan kepada mereka bagaimana berperilaku dalam situasi tertentu.
Misalnya, dalam situasi di mana ada pria yang mencurigakan menawarkan permen atau meminta sang anak masuk ke mobilnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)