News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

1 Rajab 1441 H Jatuh 25 Februari 2020, Ini Hukum Menggabung Puasa Rajab dengan Puasa Qadha

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Persoalan muncul ketika sebagian orang ingin menjalankan puasa Rajab sementara masih memiliki tanggungan utang puasa Ramadhan. Bolehkah menggabungnya?

TRIBUNNEWS.COM - Bulan Rajab 1441 H akan pada Selasa (25/2/2020) besok.

Pada bulan Rajab, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan puasa Rajab, sebagaimana puasa yang sunnah dilakukan di bulan-bulan mulia lainnya seperti bulan Muharram, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.

Dilansir dari laman nu.or.id, kesunnahan puasa Rajab sudah tercakup dalam dalil anjuran berpuasa secara umum dan anjuran umum berpuasa di bulan-bulan mulia.

Persoalan pun muncul ketika sebagian orang ingin menjalankan puasa Rajab sementara masih memiliki tanggungan utang puasa Ramadan.

Baca: Niat Puasa Rajab yang Jatuh pada Besok Selasa 25 Februari 2020, Lengkap dengan Amalannya

Boleh menggabungkan niat puasa Rajab dengan qadha puasa Ramadhan?

Puasa Rajab sah dilakukan dengan niat berpuasa secara mutlak sebagaimana puasa sunnah lainnya.

Puasa Rajab pun tidak disyaratkan ta’yin atau menentukan jenis puasanya.

Dalam hal ini, umat muslim dapat membaca niat puasa, misalnya dengan niat 'Saya niat berpuasa karena Allah', tanpa harus ditambahkan 'karena melakukan kesunnahan puasa Rajab'.

Ilustrasi puasa (NET)

Sementara itu, puasa qadha Ramadhan tergolong puasa wajib yang wajib ditentukan jenis puasanya, misalkan dengan niat 'Saya niat berpuasa qadha Ramadhan fardlu karena Allah'.

Dikutip dari laman nu.or.id, menggabungkan niat puasa Rajab dengan puasa qadha Ramadhan hukumnya diperbolehkan atau sah.

Pahala keduanya pun bisa didapatkan.

Bahkan, menurut Syekh al-Barizi, meski hanya niat mengqadha puasa Ramadhan di bulan Rajab, pahala berpuasa Rajab akan diperolehnya.

Kesimpulan berdasarkan atas keterangan dalam kitab Fathul Mu’in beserta hasyiyahnya, I’anatuth Thalibin sebagai berikut:

“Dan dikecualikan dengan pensyaratan ta’yin (menentukan jenis puasa) dalam puasa fardlu, yaitu puasa sunnah, maka sah berpuasa sunnah dengan niat puasa mutlak, meski puasa sunnah yang memiliki jangka waktu sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini