TRIBUNNEWS.COM - Hiperseks sebetulnya bisa digolongkan ke dalam gangguan yang disebut kecanduan seks.
Disebut kecanduan karena berupa keinginan atau perilaku yang sulit dikontrol sampai berdampak negatif terhadap kesehatan, pekerjaan, relasi dengan orang lain, dan aspek-aspek kehidupan lainnya.
Sebenarnya, seperti apa ciri-ciri seseorang termasuk wanita yang mengalami hiperseks?
- Ketidakmampuan untuk menahan dorongan seksual.
- Tidak mampu menghormati batasan yang diterapkan oleh orang yang menjadi obyek dorongan seksualnya.
- Terobsesi untuk menarik hati orang lain, sensasi jatuh cinta, dan memulai relasi romantis yang baru. Akibatnya, penderita selalu gagal dalam menjaga hubungan dengan pasangan.
- Tidak adanya keterikatan ketika melakukan hubungan intim, sehingga tidak mampu memberi kepuasan emosional.
- Merasa sangat terdorong untuk melakukan aktivitas seks tertentu.
- Merasakan hilangnya perasaan tertekan setelah melakukannya, tetapi sekaligus merasa malu dan menyesal.
- Terus melakukan aktivitas seksual meskipun ada konsekuensi yang serius dari aktivitas tersebut, seperti tertular infeksi menular seksual, putus hubungan dengan pasangan, menjadi skandal di tempat kerja, bahkan terlibat masalah hukum.
- Menghabiskan waktu dan tenaga yang berlebihan hanya demi memenuhi dorongan seksual dan memenuhi fantasi seksual yang intens.
- Mengorbankan relasi sosial, pekerjaan, atau aktivitas rekreasi yang lain demi memenuhi dorongan seksual.
- Ketika dorongan seksual tidak terpenuhi, timbul perasaan cemas, tertekan, gelisah, bahkan perilaku agresif.
- Menggunakan aktivitas seksual sebagai pelarian dari masalah-masalah lain, misalnya kesepian, depresi, stres, dan kecemasan.
Pengidap hiperseks, baik wanita maupun pria, umumnya tidak menyadari bahwa dirinya menderita gangguan ini.
Oleh karena itu, butuh bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk menyadarkan penderita dan membujuknya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa atau psikolog.
Itulah sebabnya, mengetahui ciri-ciri seorang hiperseks, penting, baik bagi pengidapnya ataupun orang-orang terdekatnya, agar bisa membantu mengobatinya.
Penderita kemudian akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta tingkat keparahan kondisi yang dialami.
Dokter juga akan membedakan apakah pasien benar-benar menunjukkan perilaku hiperseks atau sekedar mengalami libido yang tinggi.
Hiperseks vs libido tinggi
Hiperseks dan memiliki libido tinggi memang seringkali dianggap sama, padahal ada perbedaan antara hiperseks dari kondisi gairah seks yang tinggi:
- Pengidap hiperseks umumnya tidak dapat mengendalikan dorongan dan perilaku seksualnya.
- Pengidap hiperseks akan tetap melakukan aktivitas seksual meskipun berbahaya atau membawa konsekuensi negatif.
- Lelaki dan perempuan yang memiliki libido tinggi memang memiliki ketertarikan seksual pada orang lain, tapi bukan hanya itu yang menjadi fokus mereka.
- Tak hanya libido pria, gairah seksual wanita juga bisa terganggu. Salah satu jenis gangguan libido pada wanita, yaitu hypoactive sexual desire disorder (HSDD). Kondisi ini menyebabkan kurangnya minat wanita terhadap seks.
Dari waktu ke waktu, seseorang sebetulnya mengalami perubahan akan gairan seksual.
Namun, jika penurunan libido terjadi terus menerus bahkan mengganggu hubungan dengan pasangan maka kamu harus mengetahui penyebabnya.
Adapun penyebab libido turun pada wanita, di antaranya:
- Masalah seksual. Ketika kamu mengalami rasa sakit saat berhubungan seks atau tidak dapat orgasme, maka dapat mengurangi keinginan untuk berhubungan seks.
- Penyakit medis. Berbagai penyakit medis tertentu, seperti radang sendi, kanker, diabetes, dan hipertensi (tekanan darah tinggi) dapat memengaruhi dorongan seks.
- Obat-obatan tertentu. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama antidepresan diketahui dapat menurunkan hasrat seksual.
- Gaya hidup yang buruk. Merokok atau minum alkohol berlebihan dapat membuat gairah seks menjadi tumpul. Melakukan gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan gairah seks dan menyehatkan tubuh.
- Kelelahan. Kelelahan juga dapat berkontribusi pada dorongan seks yang rendah.
- Perubahan hormon. Libido rendah dapat disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi akibat penggunaan pil KB, menopause maupun hamil atau menyusui. Ini dapat memengaruhi hormon testosteron.
- Masalah dengan pasangan. Kehilangan libido pada wanita juga dapat disebkan oleh pasangan yang mengalami disfungsi ereksi.
- Masalah psikologi. Stres, tidak percaya diri, dan depresi dapat memengaruhi suasana hati yang menyebabkan terjadinya penurunan libido.
Sementara, jika kamu memiliki libido tinggi maka kamu harus dapat mengendalikannya dengan baik agar kehidupan berjalan dengan lancar.