TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Stres tidak hanya terjadi pada orang yang berusia dewasa sampai tua tapi juga bisa terjadi pada anak-anak yang baru saja lahir.
Kalau pada anak-anak biasanya mereka menunjukan kondisi psikologis yang tidak nyaman dengan menangis yang meraung-raung atau sering disebut dengan istilah tantrum.
Psikolog Klinis Reynitta Poerwito M. Ps menyebutkan saat ada perbedaan cara menangis pada anak orang tua harus jeli memperhatikannya.
Reynita menyebutkan saat kondisi anak sedang sres segera berikan perhatian kepada anak, supaya stres tersebut tidak berkepanjangan.
Baca: Tak Perlu Panik Saat Anak Sedang Tantrum, Begini Cara Tepat Mengatasinya
Baca: Cinta Penelope Stres, Kankernya Kambuh, Sampai Tak Bisa Jalan, Ini yang Terjadi Pada Perutnya
"Ketika bayi sering tantrum, marah, emosional, itu gejala awal orang tua harus aware kepada kondisi anak. Itu bisa berkembang jadi sesuatu yang lebih intens kalau kita memilih untuk tidak memperhatikan gejala yang udah muncul dari usia dini," ungkap Reynitta saat live instagram RS Eka Hospital akhir pekan lalu.
Contohnya ketika anak mulai tantrum adalah berikan sentuhan atau pelukan untuk memberikan rasa nyaman pada anak.
Sambil dipeluk bisa sambil berbisik di kuping anak secara perlahan-lahan untuk menenangkan anak, sambil mencari tahu apa yang membuat anak tidak nyaman kalau anak sudah bisa berbicara.
"Kita kasih suport bentuknya seperti kenyamanan biasanya dipeluk, anak tantrum emang kan biasa gerakannya heboh banget tapi bagaimanapun juga energi orang tua lebih besar, ya kita peluk," kata Reynitta.
Jika anak terus-terusan tantrum perlu juga segera bawa anak ke dokter anak untuk lebih didetailkan kepada pihak medis apakah terjadi gangguan lainnya pada anak.
"Apabila ada gejala di luar sikap normalnya kalau bayi kan nangis ya, kalau nagis terus itu satu tanda yang harus orang tua observasi, catat dan bawa ke dokter anak tanyakan aakah ini normal atau perlu penanganan khusus," pungkas Renitta.