TRIBUNNEWS.COM - Depresi bukan hanya melanda orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalaminya.
Biasanya anak mengalami depresi terlihat murung dan sedih dalam waktu lama hingga mengganggu aktiivitasnya.
Mengenali gejala dan penyebab depresi pada anak penting karena orangtua memiliki peran penting dalam pembentukan psikologi anak.
Baca: Cara Cathy Sharon Temukan Kembali Kebahagiaan setelah Dilanda Depresi
Tanda-tanda depresi pada anak kadang sulit dibedakan dengan perasaan yang umumnya dialami anak, seperti sedih dan murung.
Tanda-tanda anak mengalami depresi, antara lain:
- Perasaan sedih dan menjadi sensitif sepanjang hari
- Kehilangan minat pada hal-hal yang mereka senangi
- Kehilangan energi dalam melakukan kegiatan, bahkan kegiatan sederhana
- Perubahan berat badan yang signifikan, dapat naik ataupun turun
- Sering menyendiri dan tidak ingin ditemani oleh keluarga dan teman
- Perasaan rendah diri, bersalah, atau tidak berharga
- Sulit untuk fokus. Hal ini bisa berdampak pada performa akademisnya
- Tidak memiliki harapan masa depan
- Memiliki pikiran, atau bahkan percobaan untuk bunuh diri
Pengaruh orangtua terhadap depresi pada anak Orangtua memegang peran penting dalam pembentukan psikologi anak.
Baca: Wajib Imunisasi Anak di Masa Pandemi, IDAI Beberkan Risikonya Apabila Tidak Dilakukan
Apabila orangtua melakukan pola asuh yang salah atau abusif, tentunya psikologi anak akan terganggu. Kondisi ini lambat laun dapat menyebabkan depresi.
Beberapa hal berikut dapat memengaruhi terjadinya depresi pada anak:
1. Kehangatan dari orangtua
Kehangatan yang diberikan oleh orangtua menjadi faktor kunci dalam mencegah terjadinya depresi pada anak.
Orangtua yang dapat mendekatkan diri dengan anak dapat membuat anak lebih terbuka dan memiliki pemikiran positif.
Hal ini dapat mengurangi kemungkinan anak untuk mengalami depresi.
Orangtua yang memiliki hubungan erat dengan anak mampu membuat anak menceritakan segala kesulitannya pada orangtua.
2. Pemberian otonomi pada anak