Uun menambahkan, ketika kondisi baby blues berlangsung hingga 3-6 bulan maka artinya orang tersebut sudah masuk dalam fase Postpartum Depression.
Menurut Uun, fase Postpartum Depression itulah yang sangat mengkhawatirkan.
"Artinya kalau di bawah dua minggu semestinya tidak jadi masalah, tapi kalau sudah lebih dari dua minggu, harusnya orang sekitar sudah mulai aware bahwa ini butuh bantuan," tegasnya.
Penyebab Baby Blues
Uun menyebutkan, penyebab baby blues di antaranya yaitu penyesuaian pada kondisi baru.
Menurutnya, masa adaptasi awal pada sebuah kondisi baru memang dapat membuat seseorang merasa tertekan.
"Kayak kita new normal ini, orang yang tidak biasa pakai masker itu kan menekan sekali, aduh ribet. Nah begitu pun dengan ibu, apalagi untuk kelahiran anak pertama," jelas Uun.
Uun menambahkan, berdasarkan riset, 80 persen ibu yang melahirkan anak pertama mengalami baby blues.
Baca: VIRAL Cerita Wanita yang Mantan Suaminya Pilih Cerai daripada Beri Nafkah Rp 1 Juta, Ini Ceritanya
Sementara itu, 10 persen di antaranya berlanjut hingga fase Postpartum Depression.
"Dari 80 persen itu, 10 persennya berlanjut ke Postpartum Depression karena tidak mendapatkan penanganan."
"Jadi keluarganya tidak ngeh (paham) kalau itu bentuk depresi awal," kata Uun.
Uun melanjutkan, penyebab baby blues lainnya yaitu kondisi hormon pasca melahirkan.
"Secara medis, hormon pasca melahirkan itu kan progesteron dan estrogennya itu menurun drastis, jadi ini memicu orang jadi gampang sedih," jelas Uun.
"Apalagi dengan kondisi tadi, caesar itu kan julidan tetangga kan banyak sekali, 'kamu bukan ibu beneran. Ibu benaran itu melahirkan normal.' begitu ya biasanya di masyarakat. Ini kan tekanan juga. Lingkungan juga membuat orang tersebut merasa tertekan," sambungnya.